Berbagai kekerasan dalam perundungan remaja berdampak panjang hingga masa dewasa. Korban perundungan akan lebih berisiko untuk melakukan perilaku self-injury sebagai upaya mengakhiri hidup. Faktor penyebab self-injury yaitu faktor keluarga, faktor pengaruh biokimia, faktor pengaruh psikologis dan faktor kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan bullying dengan perilaku self-injury pada remaja. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang bersekolah di SMAN 1 Padangan sebanyak 306 responden. Sample yang digunakan adalah 15% dari total populasi sejumlah 46 responden yang diambil menggunakan teknik stratified proportional random. Variabel independen Bullying dan variabel dependen Self-Injury diukur menggunakan kuisioner. Pengolahan data melalui editing, coding, scoring, tabulating dan analisis statistik menggunakan uji spearman rank dengan α <0,05. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel tabulasi silang hubungan bullying dengan self-injury pada remaja diketahui sebagian besar mengalami bullying dan self-injury tinggi sebanyak 23 responden (50%), dimana hasil uji spearman rank didapatkan nilai p= 0.000 < α = 0.05, artinya H1 diterima. Ada hubungan bullying dan perilaku self-injury pada remaja. Diharapkan peran guru baik guru mata pelajaran dan guru bimbingan konseling dapat memotivasi siswa/siswi agar lebih meningkatkan pemahaman tentang tanda-tanda bullying dan self-injury melalui edukasi, monitoring, konseling dan pelatihan psikologis.