Ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender melahirkan gerakan sosial yang berfokus pada isu-isu pengarusutamaan gender. Salah satu gerakan sosial berbasis gender dikenal dengan International Women’s Day. Belum tercapainya kesetaraan gender di Indonesia menyebabkan pentingnya kajian yang menjelaskan tentang tahapan gerakan sosial International Women’s Day, sehingga dapat diketahui penyebab belum tercapainya tujuan gerakan di Indonesia. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menjelaskan tahapan gerakan sosial dan pola gerakan sosial International Women’s Day Semarang sebagai pelaku Gerakan Sosial Baru (GSB). Terdapat dua penyebab yang membuat IWD Semarang belum mencapai tujuan. Pertama, belum adanya organisasi yang tersentral yang menjadi pedoman aktivitasnya. Kedua, kegagalan gerakan dalam menentukan tujuan dari gerakan, sehingga aksi-aksi yang dilakukan hanya bersifat seremonial. Berdasarkan temuan tersebut, kajian ini menekankan pentingnya kelembagaan gerakan sosial dengan melakukan kerjasama dengan para aktor gerakan sosial, terutama dalam penyusunan rencana kerja, jangka pendek, menengah dan rencana jangka panjang gerakan. Peran pemerintah diperlukan terutama pada fasilitasi terkait dengan penguatan aktivitas advokasi kesetaraan gender. [Gender inequality has given rise to social movements that focus on solving gender problems. One of the gender-based social movements is International Women's Day. The lack of gender equality in Indonesia has led to the importance of studies that explain the stages of the International Women's Day social movement, so that we can find out the reasons why the movement's goals in Indonesia have not been achieved. This study uses a descriptive qualitative method by explaining the stages of social movements and social movement patterns of International Women's Day Semarang as actors in the New Social Movement (GSB). There are two reasons why IWD Semarang has not achieved its goals. First, there is no centralized organization to guide its activities. Second, the movement's failure to determine the goals of the movement, so that the actions carried out were only ceremonial. Based on these findings, this study emphasizes the importance of social movement institutions by collaborating with social movement actors, especially in preparing work plans, short, medium and long-term movement plans. The government's role is needed, especially in facilitation related to strengthening gender equality advocacy activities.]