Persalinan adalah tahapan di mana bayi, plasenta, dan selaput ketuban dikeluarkan dari rahim ibu. Proses persalinan dianggap sebagai kondisi normal ketika terjadi pada tahap kehamilan yang sudah mencapai usia cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa adanya komplikasi yang terkait. Pada saat persalinan, nyeri muncul sebagai akibat dari berbagai proses fisik, seperti kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin. Salah satu metode manajemen nyeri persalinan yang efektif adalah teknik relaksasi nafas dalam. teknik ini memberikan dampak yang signifikan karena mampu mencegah komplikasi yang berpotensi muncul pasca persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi tingkat nyeri kala 1 fase aktif persalinan. Jenis desain pada penelitian ini adalah dengan deskriptif. Jumlah sampel sebanyak 10 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode acidental sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar skala nyeri Visual Analog scale (VAS) dan lembar observasi teknik relaksasi nafas dalam. Analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh dari responden yaitu 6 orang atau 60,00% termasuk kategori nyeri sedang dan sebanyak 4 orang atau 40,00% termasuk nyeri ringan, sedangkan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam menunjukkan hampir seluruh dari responden yaitu 8 orang atau 80,00% termasuk kategori nyeri ringan dan sangat sedikit dari responden yaitu 2 orang atau 20,00% termasuk nyeri sedang. Kesimpulannya ada pengaruh pemberian teknik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi tingkat nyeri kala 1 fase aktif persalinan. Diharapkan agar teknik relaksasi nafas dalam dapat diaplikasikan oleh tenaga kesehatan sebagai salah satu alternatif pengelolaan nyeri persalinan.