<![CDATA[The development of environmentally friendly concrete materials is a response to the construction industry’s growing demand for sustainability and reduced environmental impact. Pohuwato Regency holds significant potential for coconut fiber (coco-fiber) waste utilization, with coconut production reaching 21,572 tons in 2023. This study aims to analyze the effect of a 10% addition of coco-fiber on the compressive strength and weight efficiency of normal concrete. The research was conducted through an experimental approach at the Civil Engineering Laboratory of Pohuwato University, using 20 concrete samples divided into two groups: standard concrete (SNI) and concrete mixed with 10% coco-fiber. Compressive strength tests were carried out on days 3, 7, 14, 21, and 28 of the curing period. The results showed that the 10% coco-fiber concrete reached an average compressive strength of 18.572 MPa on day 28, only 6.3% lower than standard concrete at 19.828 MPa. Additionally, the coco-fiber concrete exhibited a 10.7% reduction in weight, making it a viable alternative for lightweight construction applications. These findings are validated by previous studies indicating that coconut fiber enhances concrete ductility and supports the development of sustainable construction materials. Therefore, coco-fiber shows promising potential as an eco-friendly concrete additive, particularly for lightweight structural components.Pengembangan material beton yang ramah lingkungan merupakan respon terhadap kebutuhan industri konstruksi yang berkelanjutan dan minim dampak lingkungan. Kabupaten Pohuwato memiliki potensi besar dalam hal limbah serabut kelapa (coco-fiber), dengan produksi kelapa mencapai 21.572 ton pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan 10% serabut kelapa terhadap mutu kuat tekan beton normal serta efisiensi beratnya. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Pohuwato, dengan menggunakan 20 sampel uji yang dibagi dalam dua kelompok: beton normal (SNI) dan beton campuran 10% coco-fiber. Pengujian dilakukan pada masa curing 3, 7, 14, 21, dan 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa beton dengan penambahan 10% coco-fiber memiliki kuat tekan rata-rata sebesar 18,572 MPa pada hari ke-28, hanya berbeda 6,3% dari beton normal sebesar 19,828 MPa. Beton campuran coco-fiber juga menunjukkan pengurangan berat sebesar 10,7%, menjadikannya alternatif material konstruksi yang lebih ringan. Temuan ini divalidasi oleh berbagai penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa serabut kelapa dapat meningkatkan daktilitas beton serta berkontribusi terhadap keberlanjutan material bangunan. Dengan demikian, coco-fiber memiliki potensi sebagai bahan tambah beton ramah lingkungan untuk aplikasi struktur ringan.]]>
