Tuberkulosis tetap menjadi tantangan kesehatan global dengan dampak yang signifikan, terutama di negara-negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan menyerang paru-paru, menyebar melalui udara melalui batuk, bersin, atau berbicara. Meskipun bisa dicegah dan disembuhkan, prevalensinya tetap tinggi. Faktor risiko termasuk masalah kekebalan tubuh dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Pengelolaan tuberkulosis melibatkan berbagai strategi, termasuk penerapan etika batuk dan fisioterapi dada. Etika batuk yang baik membantu mengurangi penularan, sedangkan fisioterapi dada bertujuan membersihkan jalan napas dan meningkatkan fungsi pernapasan. Studi literatur ini mengeksplorasi efektivitas kedua pendekatan ini dalam penanganan tuberkulosis. Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini melibatkan beberapa tahapan. Penelitian ini menggunakan berbagai sumber data sekunder yang mencakup artikel jurnal, laporan penelitian, dan dokumen relevan lainnya yang berfokus pada etika batuk dan fisioterapi dada untuk pasien tuberkulosis. Sumber data diperoleh dari database ilmiah seperti PubMed, Google Scholar, Scopus, dan perpustakaan universitas. Hasil pada penelitian ini yaitu menunjukkan bahwa penerapan fisioterapi dada dan teknik batuk efektif memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan kondisi pernapasan, mengurangi gejala seperti batuk dan sesak napas, serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu penerapan teknik fisioterapi dada dan batuk efektif memiliki peran penting dalam manajemen tuberkulosis paru. Integrasi kedua pendekatan ini dalam protokol perawatan standar dapat mengurangi beban penyakit secara global. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi temuan ini dan mengidentifikasi praktik terbaik yang dapat diterapkan dalam pengelolaan tuberkulosis di berbagai konteks klinis.