Diabetes Melitus (DM) ialah penyakit jangka panjang yang ditandai oleh peningkatan kadar gula darah melebihi normal. Secara khusus, diabetes mellitus ditentukan apabila kadar gula darah saat mencapai 200mg/dL ataupun lebih, serta kadar glukosa darah puasa mencapai 126mg/dL. Salah satu tanaman tradisional yang terdapat di Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah tanaman sukun (Artocarpus altilis). Ekstrak etanol daun sukun diketahui mengandung metabolit sekunder yaitu alkaloid, falvonoid, tanin, saponin dan polifeno. Berdasarkan kandungan metabolit sekundernya yaitu tanin yang berfungsi sebagai antioksidan, astringen dan antidiabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun matahari (Artocarpus Altilis) pada tikus putih jantan (Rattus Norvegicus) yang diinduksi aloksan dan mengetahui perbandingan ekstrak daun sukun dan vitamin C. Dalam uji penurunan glukosa darah kadarnya menggunakan ekstrak daun sukun dosis 100mg, 200mg dan 400mg. Sebagai kontrol negatif menggunakan Na-CMC dan kontrol positif menggunakan metformin. Metode penelitian ini menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) Data dianalisis menggunakan uji Annova dan LSD. Uji antioksidan menghitung nilai IC50 menggunakan persamaan linier. Hasil penelitian membuktikan bahwa ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus Altilis) efektif menurunkan kadar glukosa darah tikus jantan (Rattus Norvegicus) dengan dosis 400mg pada hari ke 9. Hasil penelitian antioksidan menunjukkan bahwa aktivitas ekstrak etanol daun sukun lebih rendah dibandingkan Vitamin C Nilai IC50 ekstrak daun sukun sebesar 63,8 µg/ml, sedangkan vitamin C sebesar 30,5. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun sukun efektif menurunkan kadar glukosa darah pada tikus jantan. Namun aktivitas antioksidan ekstrak daun sukun lebih rendah dibandingkan vitamin C.