Penelitian ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien geriatri dengan penyakit hipertensi di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Umum Royal Prima Medan. Mengingat populasi geriatri rentan terhadap komplikasi obat, identifikasi DRPs menjadi krusial untuk meningkatkan keselamatan dan efektivitas terapi. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode crosssectional untuk menyajikan data deskriptif periode April - Juni 2024. Data yang digunakan adalah 247 pasien rawat jalan yang berusia di atas 60 tahun dan menderita didiagnosis dengan hipertensi baik dengan atau tanpa komplikasi. Data menunjukkan bahwa obat antihipertensi yang paling sering digunakan adalah candesartan (golongan Angiotensin Receptor Blocker) sebanyak 139 kasus. Obat antihipertensi terbanyak kedua adalah amlodipine (golongan Calcium Channel Blocker) sebanyak 91 kasus, diikuti oleh bisoprolol (golongan Beta Blocker) sebanyak 48 kasus. Identifikasi DRPs dalam penelitian ini meliputi tiga kategori yaitu interaksi obat, duplikasi pengobatan dan reaksi obat yang merugikan. Hasil menunjukkan bahwa persentase DRPs terbesar berasal dari interaksi obat sebesar 76,1% sementara duplikasi pengobatan hanya 0,8% dan reaksi obat yang merugikan tidak ditemukan. Interaksi obat yang paling sering terjadi antara obat hipertensi dan obat penyakit penyerta adalah golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) dengan tingkat keparahan moderate sebanyak 25.85%.Duplikasi pengobatan teridentifikasi pada 2 resep,yaitu alprazolam dan diazepam, berdasarkan kesamaan mekanisme obat, efek samping yang mirip, serta ketidakadaan manfaat tambahan ketika dikonsumsi bersamaan. Penelitian ini menggaris bawahi pentingnya pemantauan penggunaan obat pada pasien geriatri dengan hipertensi untuk mengurangi risiko DRPs dan meningkatkan kualitas pengobatan.