Talasemia merupakan penyakit langka yang memiliki kelainan pada darah dan membuat penderitanya mengalami anemia parah serta memiliki resiko pembengkakan hati juga limpa. Kabupaten Banyumas merupakan salah satu wilayah yang menyumbang angka penyandang talasemia yang cukup besar di Jawa Tengah, setidaknya ada sekitar 220 pasien talasemia. Sampai saat ini belum ditemukan obat untuk pasien talasemia yang dapat menyembuhkan secara total selain melakukan transfusi. Pemeriksaan pada crossmatch sampel pasien talasemia sering terjadinya inkompatibilitas yaitu antigen pada darah donor dan antibodi pada serum pasien tidak bereaksi dengan optimal sehingga terjadi aglutinasi, karena pasien talasemia sering mendapatkan transfusi berulang sehingga membentuk antibodi baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran crossmatch dengan inkubasi dan tanpa inkubasi pada pasien talasemia. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif experimental dengan desain One-shot case study. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 14 sampel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil crossmatch menggunakan sampel darah pasien talasemia dengan inkubasi dan tanpa inkubasi. hasil yang didapatkan yaitu kompatibel sebesar 64,3%, inkompatibel sebesar 35,7% dengan proses inkubasi begitupun juga proses tanpa inkubasi didapatkan hasil dengan besaran yang sama. Tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara hasil crossmatch metode column agglutination test dengan inkubasi dan tanpa inkubasi.