Air Susu Ibu (ASI) eksklusif merupakan pemberian ASI kepada bayi yang dimulai sejak lahir hingga usia 6 bulan tanpa menambahkan makanan atau minuman lain, yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF karena mengandung nutrisi optimal dan antibodi untuk melindungi bayi. Meskipun cakupan ASI eksklusif di Indonesia menunjukkan peningkatan dari 52% pada tahun 2017 menjadi 68% pada tahun 2023, angka di Puskesmas Kotobangon masih rendah, yakni 36,07% pada Juni 2024, belum mencapai target nasional sebesar 50%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kotobangon. Penelitian menggunakan desain kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah 80 ibu yang memiliki bayi berusia 6–12 bulan, dengan menggunakan teknik total sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang berkaitan dengan karakteristik responden, pengetahuan, serta praktik pemberian ASI eksklusif, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 17–25 tahun sebanyak (50%), berpendidikan SMA (46,3%), dan bekerja sebagai (Ibu Rumah Tangga) IRT (58,8%). Sebanyak 51,2% responden memiliki pengetahuan baik dan 48,8% cukup, tanpa ada yang berpengetahuan kurang. Pemberian ASI eksklusif dilakukan oleh 80% responden, sesuai target nasional. Namun, uji chi-square menghasilkan p-value = 0,314 (p > 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Kesimpulannya, tingkat pengetahuan ibu tidak menjadi faktor penentu tunggal dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif, melainkan dipengaruhi juga oleh dukungan keluarga, kondisi kesehatan, serta faktor sosial budaya.