Penelitian ini membahas pesan spiritual dan moral Syaikhona Kholil kepada Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang menjadi landasan dalam membentuk organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana pesan-pesan ini disampaikan dan relevansinya dalam konteks kepemimpinan dan spiritualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pesan-pesan tersebut melalui pendekatan historis dan interpretatif dengan teknik analisis isi dan deskriptif terhadap literatur terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Syaikhona Kholil menyampaikan dua isyarah utama, yakni sebilah tongkat yang melambangkan kepemimpinan dan tasbih dengan bacaan Asma'ul Husna "Ya Jabbar, Ya Qohhar", sebagai simbol keseimbangan spiritual dan pengingat kebesaran Allah. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa pesanpesan tersebut memberikan panduan moral dan spiritual yang mengokohkan tekad KH Hasyim Asy’ari dalam memimpin dan membangun NU berdasarkan nilai-nilai keimanan, kepemimpinan, dan keseimbangan spiritualitas.This research discusses Syaikhona Kholil's spiritual and moral message to Hadrotussyaikh KH Hasyim Asy'ari which became the basis for forming the Nahdlatul Ulama (NU) organization. The issues raised are how these messages are conveyed and their relevance in the context of leadership and spirituality. This research aims to describe and analyze these messages through a historical and interpretive approach with content analysis and descriptive techniques on related literature. The research results showed that Syaikhona Kholil conveyed two main signs, namely a stick symbolizing leadership and prayer beads with the Asma'ul Husna reading "Ya Jabbar, Ya Qohhar" as a symbol of spiritual balance and a reminder of the greatness of Allah. The conclusion of this research is that these messages provide moral and spiritual guidance that strengthens KH Hasyim Asy'ari's determination to lead and build NU based on the values of faith, leadership and spiritual balance.