Perubahan penggunaan lahan berupa tutupan lahan yang tidak terencana dapat menyebabkan kerusakan pada suatu Daerah Aliran Sungai, yang diindikasikan dengan adanya kondisi hidrologi yang menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap respon hidrologi berupa nilai aliran permukaan, aliran lateral, air tanah dan debit aliran menggunakan Model Soil and Water Assessment Tool (SWAT). Kondisi tutupan lahan menggunakan citra satelit landsat pada tahun 2000, 2015 dan 2022. Klasifikasi tutupan lahan menghasilkan 8 kelas tutupan lahan menggunakan Google Earth Engine dengan tingkat akurasi Kappa Index tahun 2000, 2015, 2022 adalah 78.18%, 86.88%, 88.82%. Hasil tersebut memenuhi nilai kriteria kepuasan Kappa Index untuk digunakan dalam proses simulasi model SWAT. Terjadi peningkatan tutupan lahan Pemukiman, Lahan Terbuka dan Hutan pada tahun 2000-2022, yaitu sebesar 182.47 ha, 831.06 ha, dan 2469.85 ha. Simulasi Model SWAT dilakukan pada tahun 2015-2022, serta dilakukan kalibrasi dengan uji statistik koefisien determinasi (R2) dan Nash Sutchliffe Efficiency (NSE) dengan nilai 0.66 dan 0.58 yang menunjukan hasil memuaskan. Respon hidrologi di Sub Daerah Aliran Sungai Cimeta ditunjukan dengan terjadinya peningkatan nilai aliran permukaan dan penurunan aliran air tanah sebesar 686.44 dan 241.08 mm/tahun pada tahun 2000, 714.45 dan 227.9 mm/tahun pada tahun 2015, 731.66 dan 222.54 mm/tahun pada tahun 2022. Debit aliran di Sub Daerah Aliran Sungai Cimeta termasuk dalam kategori sedang yang artinya Sub Daerah Aliran Sungai Cimeta menunjukan pola aliran yang relatif konsisten dengan perubahan yang tidak terlalu berfluktiasi antara musim hujan dan musim kemarau.