Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi setiap individu dalam suatu wilayah, baik dari segi ketersediaan, akses, maupun pemanfaatannya, sehingga masyarakat dapat hidup sehat dan produktif. Analisis ketahanan pangan diperlukan untuk memahami karakteristik wilayah berdasarkan berbagai indikator yang berpengaruh. Untuk mengukur ketahanan pangan membutuhkan ukuran yang komprehensif dengan melibatkan serangkaian indikator yakni aspek ketersediaan, akses dan pemanfaatan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan kabupaten/kota di Kalimantan Barat berdasarkan indikator ketahanan pangan serta menentukan jumlah cluster optimal yang terbentuk sehingga karakteristik setiap kelompok dapat diketahui melalui analisis cluster. Metode K-Medoids merupakan salah satu algoritma yang efektif dalam pengelompokan karena mampu menghasilkan cluster yang lebih stabil dan representatif terhadap data yang digunakan. Namun, penentuan jumlah cluster optimal masih belum memiliki dasar teori yang kuat, sehingga diperlukan metode untuk menentukannya. C-Index adalah metode validasi internal yang menilai kualitas clustering dengan membandingkan jarak antar objek dalam dan antar cluster. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, jumlah cluster optimal yang terbentuk berjumlah empat cluster dengan nilai C-index terkecil sebesar 0,42. Cluster 1 merupakan daerah dengan ketahanan pangan yang tinggi yang terdiri dari 5 kabupaten/kota, cluster 2 dengan tingkat ketahanan pangan yang cukup terdiri dari empat kabupaten/kota, cluster 3 dengan tingkat ketahanan pangan yang kurang terdiri dari empat kabupaten/kota, dan cluster 4 dengan tingkat ketahanan pangan yang rendah yang terdiri dari satu kabupaten/kota yaitu Kayong Utara.