Pemanfaatan ekonomi perikanan Indonesia belum optimal dalam meningkatkan pembangunan ekonomi nasional karena potensi setiap provinsi yang berbeda-beda. Pemetaan potensi ekonomi perikanan Indonesia perlu dilakukan untuk menghasilkan perencanaan kebijakan dalam meningkatkan ekonomi perikanan. Penelitian ini menggunakan biclustering yang dapat mengelompokkan objek dan variabel dengan perilaku serupa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelompokkan provinsi berdasarkan kemiripan potensi ekonomi perikanan secara simultan menggunakan biclustering dengan algoritma BCBimax. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder tahun 2022 yang diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait ekonomi perikanan yaitu 9 variabel dari 34 provinsi di Indonesia. Proses analisis diawali dengan pembentukan matriks dari data, melakukan binerisasi, pembentukan bicluster dengan tahapan berupa pembagian matriks menjadi set kolom, pembagian matriks menjadi set baris, pembentukan dua submatriks, menyimpan bicluster, dan mengulangi pembentukan bicluster lainnya, diikuti pemetaan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sembilan bicluster dimana masing-masing bicluster bersifat tidak tumpang tindih karena terdiri dari provinsi yang berbeda-beda. Bicluster yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam perencanaan kebijakan. Dari 34 provinsi yang dianalisis menggunakan algoritma BCBimax, sebanyak 22 provinsi terpetakan dalam bicluster yang dihasilkan. Namun, terdapat 12 provinsi yang tidak masuk dalam bicluster, yaitu Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat karena tidak memiliki kemiripan potensi ekonomi perikanan secara simultan.