Sundari , Ririn Isma
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGATASI KECEMASAN LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS Devi Fitriana; Rahmawati , Arni Nur; Sundari , Ririn Isma
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.291

Abstract

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan affective yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penyebab kecemasan pada lansia terjadi akibat penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Salah satu intervensi untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan melakukan terapi relaksasi otot progresif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengajarkan teknik relaksasi otot progresif pada lansia dengan diabetes mellitus yang mengalami kecemasan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan dengan jarak 1 bulan, terlihat adanya peningkatan tingkat pengetahuan tinggi yang awalnya 11 (45,83%) lansia menjadi 20 (83,3%) lansia dan penurunan tingkat kecemasan berat yang awalnya 4 (16,67%) lansia menjadi 1 (4,17%) lansia. Hasil pengukuran dari keduanya diperoleh dengan cara membandingkan hasil pre test dan post test tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Kesimpulan dari hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat dinyatakan berhasil meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari gerakan yang kurang tepat.
IMPLEMENTASI TERAPI MUSIK UNTUK MENURUNKAN GEJALA HALUSINASI PENDENGARAN Fina Milatul Husna, Fina Milatul Husna; Sundari , Ririn Isma; Rahmawati, Arni Nur
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.302

Abstract

Skizofrenia merupakan salah satu golongan gangguan jiwa berat dengan penyebab yang heterogen baik dari gejala klinisnya, respon dari pengobatan, serta perjalanan penyakitnya yang bervariasi. Tanda dan gejala skizofrenia terbagi menjadi tiga pengelompokan diantaranya gejala kognitif, gejala negatif dan gejala positif. Gejala positif yang umum pada pasien skizofrenia yaitu halusinasi. Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa di mana pasien merasakan suatu stimulus yang nyatanya hal tersebut tidak ada. Pasien dengan halusinasi mengalami perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu misalnya penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penciuman. Halusinasi ada beberapa jenis, salah satunya yaitu halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran bermacam-macam bentuknya, dapat berupa bunyi mendenging, suara mengancam, atau suara yang tidak ada makna tetapi sering sekali terdengar sebagai sesuatu kalimat yang berarti. Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan cara non farmakologi, terapi non farmakologi bisa lebih aman digunakan karena tidak dapat menimbulkan efek samping seperti obat-obatan, salah satu terapi non farmakologi yang lebih efektif adalah dengan mendengarkan musik. Tujuan terapi musik yaitu dinilai sangat efektif dalam mengurangi kecemasan dan stres, membantu mendorong relaksasi, mengurangi depresi, pemecahan masalah dan dapat mengontrol halusinasi. Terapi musik dangdut pada studi kasus ini dilakukan selama 4 hari berturut-turut. Penulis menggunakan metode deskriptif di RSUD Banyumas yaitu penerapan studi kasus dengan proses tindakan keperawatan berupa dengan pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Studi kasus ini diharapkan dapat menurunkan frekuensi halusinasi pendengaran pada pasien dan dari hasil catatan lembar keperawatan menunjukan pasien mengalami penurunan frekuensi halusinasi pendengaran dengan tanda gejala halusinasi pendengaran yang di awal 6 turun menjadi 2 poin setelah dilakukan terapi musik yang diterapkan oleh penulis
PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL Febrianti, Sefi; Sundari , Ririn Isma; Rahmawati, Arni Nur
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.304

Abstract

Gangguan jiwa merupakan suatu keadaan jiwa yang tidak mempunyai hubungan dengan realitas, dimana selama periode gangguan jiwa, individu tersebut tidak menyadari apa yang dialami orang lain tentang hal yang sama dan orang lain tidak mempunyai respons dengan cara yang sama. Berdasarkan data WHO tahun 2019, 1 dari setiap 8 orang atau 970 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan jiwa. Didapatkan data dari rekam medik di RSUD Banyumas pada tahun 2021 menyebutkan prevalensi isolasi sosial diruang Nakula ada 14 orang. Salah satu masalah yang ditemukan pada pasien gangguan jiwa berat adalah isolasi sosial. Masalah isolasi sosial dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS). Tujuan dari penelitian ini untuk menerapkan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) pada pasien isolasi sosial. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus deskriptif. Studi kasus ini sudah dilaksanakan di Ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas tanggal 18 November 2023. Subyek pada studi kasus ini pasien dengan diagnosa Skizofrenia dengan masalah isolasi sosial. Instrumen pengumpulan data dengan format pengkajian asuhan keperawatan jiwa, lembar observasi Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisai (TAKS). Hasil studi menunjukkan bahwa setelah dilakukan implementasi selama 9 hari dengan penerapan TAKS ada perubahan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS), dan pasien mampu meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Kesimpulan dari penelitian ini, hasil dari penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) dari sesi 1 sampai sesi 7 perlu direkomendasikan agar perawatan pasien dengan isolasi sosial menjadi efektif.
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-FATIHAH UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGRAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA Ramadani, Kuatin; Sundari , Ririn Isma; Rahmawati, Arni Nur
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.306

Abstract

Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan     internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat  tentang lingkungan  tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal. Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal.Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.