Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna Simbol Komunikasi Islam Dalam Tradisi Sunat Rasul di Desa Tanjung Emas Aceh Singkil Maisarah; Yusriani Simamora, Irma
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 10 No. 3 (2024): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v10i3.5974

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa makna simbol komunikasi Islam dalam tradisi sunat rasul. Sunat rasul merupakan ajaran agama Islam yang wajib dilakukan, dan mendeskripsikan makna simbol komunikasi Islam pada tradisi sunat rasul di desa tanjung emas Aceh Singkil.  Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil kajian ini  menunjukkan bahwa tepung tawar yaitu beras putih dikasih serbuk kunyit sehingga menjadi warna kuning, di simbol kan sebagai rasa syukur dan melambangkan kesucian, warna kuning menunjukkan bersih nya hati dan juga melambangkan agar diberikan kemurahan rezeki. Dan air tepung tawar melambangkan penyejuk hati. Tepung tawar ini dilakukan dengan cara memercikkan air tawar dengan rangkaian beras kuning, di percikkan kepada anak mempule Jawi (anak yang disunat kan) dimulai dari kepala dan kedua telapak tangan.  Makna simbol dari kepalanya supaya berfikir sebelum bertindak atau menggunakan akal sehat, makna simbol dari telapak tangan nya  jangan pernah putus asa dalam mencapai rezeki, terus berusaha dalam menjalankan kehidupan. Dan penutup dalam acara tersebut yaitu doa yang bermakna pengharapan apa yang dilakukan mendapatkan berkah dan ridho dari Allah SWT.
Da’wah Bil Hal and Muslim Women’s Religious Humanist Ideology in Indonesian Film Gusti Anggraini, Rizka; Rubino, Rubino; Yusriani Simamora, Irma
MUHARRIK: Jurnal Dakwah dan Sosial Vol. 5 No. 2 (2022): Muharrik: Jurnal Dakwah dan Sosial
Publisher : Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/muharrik.v5i2.2034

Abstract

This study aims to find out the overview of da'wah bil hal as an approach for proselytizing through actual actions or the role model from attitudes and behaviours represented in the religious film entitled "Merindu Cahaya de Amstel" by Hadrah Daeng Ratu. This research used the descriptive-analytic method to analyze the meaning of data in a movie using John Fiske's semiotic theory, which involve three levels, namely reality, including (1) appearance, costumes, environment, manner of speaking, gestures, and facial expressions; (2) representation, including, conflict, action and dialogue; and (3) ideology, the interpretations result of the fundamental level and representations categorized in social relations by ideological codes. The results showed that the da’wah bil hal approach in the movie "Merindu Cahaya de Amstel" was depicted through the appearance of the main character named Khadija, seen in her closed clothes (aurat). Besides, the way of speaking, gestures, and facial expressions revealed the personality of Muslims who are polite, helpful and have good respect for others. How Khadija's conflicts, actions, and dialogues are represented in this movie shows the characteristics of Muslims with a good character, balancing hablumminallah and hablumminannas, patience, devout worship, and always spreading usefulness. The practice of da'wah bil hal or proselytizing through the figure of Khadija, showed an ideology of religious humanism. The novelty of this research is the analysis of da’wah bil hal in a movie through the depiction of Muslim female characters applying Islamic values, including morals, trust, and worship.
RITUAL COMMUNICATION TEPUNG TAWAR IN TRADITIONAL BATAK WEDDING IN KAMPUNG PAJAK VILLAGE NORTH LABUHANBATU REGENCY (ISLAMIC COMMUNICATION PERSPECTIVE): culture, communication ritual, tradition Aritonang, Ray Syam Piqri; Yusriani Simamora, Irma
Wasilatuna: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 6 No. 02 (2023): Wasilatuna: Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Internasional Darullughah Wadda'wah Bangil Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38073/wasilatuna.v6i02.1116

Abstract

Wedding receptions in Indonesia have a lot of diversity in every ethnic group. Various cultures and traditions color each region from various parts of the Province. The diversity of customs, cultures and traditions is basically a wealth for the Indonesian people and should also be preserved by every generation. In this research, several discussions regarding the history and interesting facts about the Tap Flour Ritual Tradition in Batak Traditional Marriages in Kampung Tax Village, North Labuhanbatu Regency, will be revealed. The aim of this research is to extract several points of communication contained in this tradition. Thus, it has become the duty of the government to participate in and preserve every positive tradition passed down by the ancestors of the archipelago.