Dirgantoro, Kokok Herdhianto
Universitas Multimedia Nusantara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Struktur jaringan komunikasi isu susu formula di Twitter Dirgantoro, Kokok Herdhianto; Murtiningsih, Bertha Sri Eko; Juliadi, Rismi
Bricolage : Jurnal Magister Ilmu Komunikasi Vol 9, No 2 (2023): Accredited by Kemenristekdikti RI SK No.152/E/KPT/2023
Publisher : Universitas Bunda Mulia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30813/bricolage.v9i2.3971

Abstract

Teknologi digital mengubah segalanya termasuk platform media sosial. Isu yang diangkat media arus utama dapat menjangkau lebih banyak pembaca melalui media sosial. Kekuatan netizen dan media massa menjadi kolaborasi besar untuk memunculkan keberpihakan pada sebuah isu. Pada 29 dan 30 September 2022 secara berturut-turut di halaman pertama, Harian Kompas mengangkat isu mengenai dugaan pelanggaran hukum dalam pemasaran tak etis susu formula.  Penelitian ini ingin mengetahui apa saja wacana dan motif yang muncul dari actor berpengaruh yang terlibat atas isu ini dikaitkan dengan konsep Strategies of Resistance dari Muted Group Theory (Teori Kelompok Terbungkam). Peneliti juga mengupas proses pembungkaman melalui analisis isi berita harian Kompas. Melalui Netlytic dan Brand24, didapatkan data bahwa berita media arus utama bergulir juga di platform media sosial Twitter dengan melibatkan actor berpengaruh. Sementara berdasarkan wawancara dengan aktor tersebut memperlihatkan bahwa aktor memiliki motivasi kuat untuk terus melakukan perlawanan terhadap produsen susu formula. Selain itu, dilakukan juga triangulasi yang hasilnya menunjukkan kepiawaian perusahaan dalam menghadapi komunikasi krisis menggunakan strategic silence. Triangulasi dengan narasumber kedua memperlihatkan adanya konfirmasi bahwa pembungkaman terhadap kelompok rentan terkait ASI itu nyata. Kesimpulannya, terjadi praktik pembungkaman terhadap kelompok rentan terkait ASI. Media dan media sosial menunjukkan dukungan namun dukungan tersebut tidak cukup untuk menghadapi kekuatan kelompok dominan.