Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan komunikasi, interaksi sosial, serta pola perilaku individu. Peningkatan jumlah penyandang ASD mendorong perlunya intervensi yang efektif, salah satunya melalui layanan terapi wicara. Secara ideal, pemilihan strategi terapi harus berlandaskan Evidence-Based Practice (EBP), yaitu pendekatan pengambilan keputusan yang menggabungkan temuan ilmiah, keahlian klinis, serta kebutuhan dan preferensi klien. Namun, penerapan EBP di Indonesia belum optimal karena terbatasnya akses sumber literatur, sarana pendukung, dan pemahaman praktisi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi terapis wicara terkait penggunaan EBP dalam menentukan metode terapi untuk anak dengan ASD di Jakarta. Desain penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 20 terapis wicara dari berbagai fasilitas layanan, yang diwawancarai secara mendalam dan dianalisis secara tematik. Temuan menunjukkan bahwa sebagian besar terapis memiliki pandangan positif terhadap EBP, tetapi pelaksanaannya sering bersifat implisit dengan mengandalkan pengalaman klinis dibandingkan rujukan literatur ilmiah. Waktu yang terbatas, minimnya dukungan institusi, dan kendala akses jurnal menjadi hambatan utama. Oleh karena itu, diperlukan fasilitasi yang lebih memadai untuk mendorong implementasi EBP secara konsisten dalam praktik terapi wicara