Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN DIABETES MELLITUS PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUD DR HARJONO PONOROGO Mahmuda, Iin Novita Nurhidayati; Bahrodin, Bahrodin; Ilhami, Afiq Zakie; Nugraheni, Frida Asfarina; Marhamah, Nisrinah; Izzati, Sofi Filda
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 23 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Kesehatan Terbitan Maret Volume 23 Nomor 01 Tahun 2024
Publisher : UIMA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33221/jikes.v23i1.1863

Abstract

Gagal ginjal kronis merupakan kondisi progresif yang memengaruhi >10% populasi seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi gagal ginjal kronik sebesar 0,5% dengan komorbid yang sering dijumpai adalah hipertensi (40,8%) dan diabetes mellitus (3,3%). Hemodialisis merupakan pilihan terapi pada gagal ginjal kronik dengan hipertensi sebagai salah satu komplikasinya. Kontrol glikemik dan penyesuaian terhadap agen diabetes dibutuhkan untuk menghindari efek samping hemodialisis pada pasien diabetes mellitus. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian faktor risiko hipertensi dan diabetes mellitus pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUD dr Harjono Ponorogo. Metode penelitian adalah desain studi deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di RSUD dr Harjono Ponorogo dengan sampel penelitian adalah seluruh pasien hemodialisis pada bulan Desember 2021 sejumlah 145 pasien. Data penelitian berupa data sekunder dari rekam medis pasien hemodialisis di RSUD dr Harjono Ponorogo. Analisis data penelitian menggunakan teknik deskriptif tabel frekuensi. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pasien hemodialisis di RSUD dr Harjono Ponorogo berjenis kelamin laki-laki (51,7%). Penyakit penyerta yang paling dominan dimiliki pasien gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisis adalah hipertensi (61%), disusul diabetes mellitus (25%). Kesimpulan penelitian adalah jumlah kejadian hipertensi lebih banyak dibandingkan kejadian diabetes mellitus pada pasien gagal ginjal kronik di RSUD dr Harjono Ponorogo.
Evaluasi Kebijakan Digitalisasi Pembelajaran Pasca Pandemi Pada Jenjang Pendidikan Menengah Atas Bahrodin, Bahrodin; Atuti, Atik Dwi; Jalaludin, Jalaludin
RIGGS: Journal of Artificial Intelligence and Digital Business Vol. 4 No. 4 (2026): November - January
Publisher : Prodi Bisnis Digital Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/riggs.v4i4.3642

Abstract

Akselerasi transformasi digital pasca pandemi COVID-19 menuntut evaluasi mendalam terhadap implementasi kebijakan digitalisasi pembelajaran, khususnya pada jenjang Pendidikan Menengah Atas yang memegang peran krusial dalam transisi ke pendidikan tinggi. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efektivitas kebijakan digitalisasi pembelajaran pasca pandemi, mengidentifikasi faktor determinan keberhasilan dan hambatan implementasi, serta menganalisis dampak multidimensionalnya terhadap kualitas proses belajar mengajar. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain library research, melakukan sintesis mendalam terhadap 15 publikasi ilmiah terpilih periode 2021-2025 melalui teknik analisis konten tematik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kebijakan digitalisasi mencapai tingkat efektivitas 90,6 persen, terutama dalam penyediaan aksesibilitas sumber belajar yang fleksibel dan mendorong inovasi metodologi pengajaran. Faktor pendukung utama meliputi infrastruktur teknologi yang memadai, komitmen manajerial sekolah, dan program pengembangan profesional guru. Namun, implementasi kebijakan menghadapi hambatan struktural berupa kesenjangan digital (digital divide) antar wilayah, rendahnya literasi digital, keterbatasan akses perangkat, serta penurunan motivasi belajar dan interaksi sosial peserta didik. Dampak kebijakan menunjukkan paradoks: terjadi peningkatan aksesibilitas dan variasi metode, namun kualitas interaksi pedagogis dan perkembangan karakter siswa mengalami degradasi. Penelitian ini merekomendasikan pengembangan model pembelajaran hibrida yang sinergis, kebijakan afirmatif untuk pemerataan infrastruktur, serta penguatan kapasitas pedagogis digital pendidik. Kesimpulannya, keberlanjutan digitalisasi memerlukan pendekatan holistik dan kolaborasi multi-pemangku kepentingan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berkualitas tinggi di era pasca pandemi.