Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Strategi Adaptasi Masyarakat Bantimurung Dalam Pengelolaan Objek Wisata di Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Hakim, Atthoriq Chairul; Saputra, Agus Pratama; Rahmah, Tazkiyah; Haq, Aoyama Nadaul; Djen, Bahrudin M.; Ramadani, Dea; Beanal, Neopeau; Sitanggang, Yonsen
Jurnal Mahasiswa Antropologi Vol 3 No 1 (2024)
Publisher : Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan strategi adaptasi yang digunakan oleh masyarakat Bantimurung dalam pengembangan objek wisata di Kecamatan Bantimurung, Maros. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, observasi, wawancara mendalam, dan studi literatur.  Masyarakat memanfaatkan teknologi informasi untuk mempromosikan objek wisata mereka secara lebih efektif. Strategi-strategi ini telah membantu meningkatkan pendapatan masyarakat, memperkuat kerja sama masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan. Penelitian untuk mendeskripsikan masyarakat lokal dapat berperan aktif dalam pengembangan objek wisata dan sekaligus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pada strategi adaptasi yang telah diadopsi oleh masyarakat Bantimurung dalam pengelolaan objek wisata di daerah ini. Dalam upaya menghadapi berbagai perubahan, termasuk peningkatan kunjungan wisatawan dan tekanan lingkungan, masyarakat Bantimurung telah mengembangkan serangkaian strategi yang beragam. Untuk mengidentifikasi strategi-strategi ini, seperti diversifikasi sumber penghasilan, partisipasi aktif dalam pembuatan keputusan, serta upaya pelestarian budaya dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi adaptasi ini telah memainkan peran penting dalam menjaga keberlanjutan objek wisata Bantimurung, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memperkuat ikatan komunitas.. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pembuat kebijakan dan pihak-pihak terkait dapat mendukung upaya adaptasi serupa di destinasi wisata lainnya demi memastikan keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang. Implikasinya adalah bahwa pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya dapat mendukung upaya adaptasi serupa di destinasi wisata lainnya.
PERGESERAN FUNGSI KAIN ULOS SEBAGAI MODE FESYEN DI GEREJA HKBP SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI Sitanggang, Yonsen; Rulyani, Ayu
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 12, No 10 (2025): NUSANTARA : JURNAL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v12i10.2025.4057-4061

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganilis latar belakang pergeseran fungsi kain ulos yang diubah menjadi fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat serta menganalisis dampak perubahan sosial budaya dari pergeseran fungsi kain Ulos menjadi sebuah fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa latar belakang pergeseran fungsi ulos menjadi fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pengaruh eksternal dari tontonan televisi yang memperkenalkan ulos sebagai mode fesyen, dandaya tarik internal berasal dari keindahan intrinsik ulos itu sendiri, dengan nilai seninya yang terpancar dari motif, warna, dan teknik tenunnya, secara alami memicu apresiasi dan keinginan untuk mengeksplorasinya lebih jauh. Perubahan sosial tercermin dalam perdebatan di antara jemaat terkait adaptasi Ulos Sibolang menjadi fesyen, yang menimbulkan perbedaan pendapat antara mereka yang terbuka pada perubahan dan yang memegang teguh makna serta penggunaan tradisionalnya. Sementara itu, perubahan budaya terwujud dalam upaya memperkenalkan ulossebagai bagian dari tren fesyen dengan tujuan mulia untuk melestarikan, menjaga, dan mempromosikan ulos sebagai identitas khas masyarakat Batak Toba.