Penelitian ini bertujuan untuk menganilis latar belakang pergeseran fungsi kain ulos yang diubah menjadi fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat serta menganalisis dampak perubahan sosial budaya dari pergeseran fungsi kain Ulos menjadi sebuah fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa latar belakang pergeseran fungsi ulos menjadi fesyen di Gereja HKBP Sidiangkat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pengaruh eksternal dari tontonan televisi yang memperkenalkan ulos sebagai mode fesyen, dandaya tarik internal berasal dari keindahan intrinsik ulos itu sendiri, dengan nilai seninya yang terpancar dari motif, warna, dan teknik tenunnya, secara alami memicu apresiasi dan keinginan untuk mengeksplorasinya lebih jauh. Perubahan sosial tercermin dalam perdebatan di antara jemaat terkait adaptasi Ulos Sibolang menjadi fesyen, yang menimbulkan perbedaan pendapat antara mereka yang terbuka pada perubahan dan yang memegang teguh makna serta penggunaan tradisionalnya. Sementara itu, perubahan budaya terwujud dalam upaya memperkenalkan ulossebagai bagian dari tren fesyen dengan tujuan mulia untuk melestarikan, menjaga, dan mempromosikan ulos sebagai identitas khas masyarakat Batak Toba.