Bumi Sebaloh berbatasan dengan kota Sarawak Malaysia. Ada beberapa isu yang kerap kali muncul di daerah perbatasan, mulai dari intoleransi, separatisme dan rendahnya rasa nasionalisme. Namun di Bumi Sebaloh masih rutin terselenggara tradisi gawai Dayak. Gawai Dayak merupakan festival tahunan di Kalimantan Barat yang menampilkan keragaman seni, budaya, dan tradisi suku Dayak. Tradisi ini merayakan kesuksesan panen dan merupakan wujud penghargaan kepada para leluhur serta keragaman budaya yang kaya dalam masyarakat Dayak. Tujuan dari peneliti ini yaitu mendeskripsikan bagaimana wujud pluralisme dalam perayaan Gawai Dayak, serta menjelaskan bagaimana suku lain memaknai perayaan Gawai Dayak, dan menganalisa mengapa gawai Dayak menjadi wujud pluralisme di Bumi Sebaloh. Metode pada penelitian ini menerapkan jenis penelitian fenomenologi yang merupakan pendekatan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam secara real time dengan tipe sampling intensitas dan purposeful acak. Hasil menunjukkan bahwa pluralisme dalam perayaan gawai Dayak nampak pada saat persiapan, inti gawai hingga penutupan gawai. Rangkaian gawai Dayak melibatkan setiap suku untuk mengambil peran di dalamnya. Antar suku juga saling bertukar informasi hingga terjalin komunikasi yang semakin mempererat hubungan persaudaraan antar masyarakat di Bumi Sebaloh. Wujud pluralisme dalam perayaan Gawai Dayak di bumi Sebaloh tercermin dalam partisipasi aktif antar suku yang terlibat di dalamnya, komunikasi antar suku, dan memahami perbedaan bukan hanya sekedar toleransi. Namun dalam prosesnya penelitian ini juga terbatas hanya dilakukan di masyarakat Bumi Sebaloh dan perayaan gawai Dayak saja.