Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Leader Member Exchange (LMX) dan Employee Voice Behaviour (EVB) dalam Meningkatkan Kepuasan Kerja Pada PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya Lubis, Irwan Edi S; Prahiawan, Wawan
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 2 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i2.10013

Abstract

PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya merupakan pembangkit listrik terbesar yang dimiliki oleh PT PLN Indonesia Power dengan kapasitas terpasang 3400 megawat. PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya menjadikan karyawan sebagai aset perusahaan, oleh sebab itu kepuasan kerja merupakan bagian y3. ang patut untuk diperhatikan organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang tidak diberikan kebebasan berkomunikasi secara informal atau dengan kata lain karyawan dibatasi berkomunikasi mengenai ide, saran, dan hubungan yang baik dengan atasan akan menimbulkan ketidakpuasan. Upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya adalah dengan Leader Member Exchange dan Employee Voice Behavior. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui menganalisa Leader Member Exchange dan Employee Voice Behavior dalam meningkatkan kepuasan kerja di PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi Pustaka dan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan 30 (tiga puluh) orang karyawan yang mewakili masing-masing bidang. Temuan hasil penelitian menjelaskan bahwa LMX dan EVB pada PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya telah disusun dan dilaksanakan dengan baik oleh pegawai terkait. Adapun saran penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel kinerja karyawan sebagai variabel Y dan kepuasan kerja menjadi variabel intervening.