Muafani, Muafani
Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH STREET FURNITURE JALUR PEJALAN KAKI KORIDOR JALAN UTAMA PADA PUSAT PERDAGANGAN TERHADAP KENYAMANAN PENGGUNA Muafani, Muafani
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 1 No 3 (2014): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v1i3.256

Abstract

Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan utama menuju pusat kota di Kabupaten Wonosobo, saat ini telah tumbuh menjadi pusat keramaian kegiatan perdagangan terutama pada ujung koridor jalan ini, yaitu antara perempatan Taman Plaza hingga Alun-alun Kota Wonosobo, dengan adanya dua bangunan pusat kegiatan perdagangan yaitu Pasar Induk dan Wonosobo Plaza. Pertumbuhan tersebut berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah pengunjung yang terkait juga dengan penyediaan fasilitas untuk pejalan kaki. Hal yang terkait dengan pejalan kaki di Jalan Ahmad Yani adalah fenomena yang menarik untuk diteliti karena berbeda dengan koridor jalan lain.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan pengaruh seting properti jalur pejalan kaki pada pusat perdagangan terhadap kenyamanan pengguna melalui pengukuran tingkat persepsual penggunanya. Hasil pembuktian tersebut nantinya akan diinterpretasikan dan dimaknakan dengan cara mendudukkan temuan penelitian pada grandconcept/grandtheory yang ditekankan pada teori elemen pendukung jalur pejalan kaki sebaai seting properti berdasarkan pendekatan postpositivistik rasionalistik. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research) yang bermaksud untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan hasilnya dapat segera dimanfaatkan untuk memecahkan problem-problem praktis di bidang perancangan arsitektur dan perancangan kota.Data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket yang dilakukan dengan membagi kuesioner yang ditujukan kepada sejumlah responden, kemudian jawaban atas kuesioner yang mengunakan pengukuran skala sikap tersebut diolah menggunakan statistik sehingga menghasilkan angka statistik (uji hipotesis) dan hasil dari uji statistik tersebut kemudian dimaknakan kembali.
TINGKAT KESIAPAN PERANGKAT DESA DALAM MENYONGSONG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG DESA STUDI KASUS : PERANGKAT DESA DI KABUPATEN WONOSOBO Muafani, Muafani
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 2 No 2 (2015): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v2i2.318

Abstract

Undang-undang Desa saat ini yang berisi tentang pengaturan Desa yang antara lain memiliki tujuan guna membentuk Pemerintah Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka serta bertanggungjawab; memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional dan memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Penataan desa yang dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintah Desa, mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat desa, mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik, meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan Desa dan meningkatkan daya saing desa. Hal ini disertai juga dengan kewenangan sebuah desa yang meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat desa. Oleh karena itu, perlu peningkatan kemampuan Perangkat Pemerintah Desa maupun kelompok masyarakat, untuk melaksanakan pembangunan desa yang telah menjadi wewenang desa tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan perangkat desa dan kelompok masyarakat dalam menyongsong pelaksanaan Undang-undang Desa yang baru melalui pengukuran tingkat persepsual Perangkat Desa. Hasil pembuktian tersebut nantinya akan diinterpretasikan dan dimaknakan dengan cara mendudukkan temuan penelitian pada grandconcept/grandtheory yang ditekankan pada materi yang termaktub dalam undang-undang desa berdasarkan pendekatan postpositivistik rasionalistik. Sesuai dengan tujuan tersebut, maka penelitian ini merupakan penelitian terapan (applied research) yang bermaksud untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan hasilnya dapat segera dimanfaatkan untuk memecahkan problem-problem dalam bidang pembangunan infrastruktur desa.Data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode angket yang dilakukan dengan membagi kuesioner yang ditujukan kepada sejumlah responden, kemudian jawaban atas kuesioner yang mengunakan pengukuran skala sikap tersebut diolah menggunakan statistik sehingga menghasilkan angka statistik (uji hipotesis) dan hasil dari uji statistik tersebut kemudian dimaknakan kembali.
ORIENTASI PENDOPO KABUPATEN TERHADAP LAUT PADA KOTA-KOTA DI JAWA TENGAH STUDI KOMPARASI : KABUPATEN WONOSOBO (PESISIR SELATAN) DENGAN KOTA TEGAL (PESISIR UTARA) Wibowo, Ardiyan Adhi; Muafani, Muafani
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 2 No 2 (2015): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v2i2.321

Abstract

Alun-alun dapat kita lihat pada setiap kota di Jawa, keberadaan alun-alun di pusat kota ini merupakan identitas kota-kota di jawa pada masa lampau. Karena sejak masa pra-kolonial, konsep penataan alun-alun pada kota-kota di jawa ini sebenarnya telah ada, sehingga perlu kita sadari bersama mengenai konsep tata ruang kota Jawa di masa lampau. Pola dasar dari penataan alun-alun pada kota-kota di Jawa berasal dari jaman Hindu Jawa, sekalipun dalam perjalanan sejarah perkembangan kota di Jawa banyak terjadi perubahan pada fungsinya, tetapi pada kenyataannya, masih banyak kota-kota kabupaten di Jawa yang sampai sekarang memakai alun-alun sebagai pusat dan sekaligus identitas untuk kotanya. Selain alun-alun itu sendiri, konsep dasar tata ruang alun-alun di Pulau Jawa juga tidak lepas dari keberadaan Pendopo Kabupaten. Konsep inilah yang sebetulnya menentukan fungsi dan kehadiran alun-alun di pulau Jawa. Yang menjadikan hal ini lebih manarik lagi untuk dijadikan sebagai bahan penelitian bahwa pendopo Kabupaten di pulau Jawa selalu berorientasi atau menghadap ke laut sehingga akan berbeda antara Orientasi Pendopo Kabupaten yang berada di Pesisir Selatan dengan Pesisir Utara pulau Jawa.Dalam pola dasar penataan alun-alun, selain keberadaan Pendopo Kabupaten juga sangat erat dengan keberadaan masjid, penjara maupun pasar dalam perkembangannya. Oleh karena itu, unsur-unsur ini selalu ada pada setiap alun-alun di Pulau Jawa hingga saat ini. Namun hal inilah yang terjadi perbedaan tentang letak masjid di area alun-alun Kabupaten Wonosobo yang tidak tepat di sebelah baratnya, tetapi agak bergeser ke selatan, sehingga akan menjadi lebih menarik lagi untuk dijadikan sebagai bahan kajian Penelitian Studi Literatur yang memadukan data lapangan dengan data pustaka dan dilengkapi dengan studi komparasi yang membandingkan data lapangan satu dengan yang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal.
PENGARUH SETTING PROPERTY RUANG PUBLIK KOTA TERHADAP KENYAMANAN FISIOLOGIS PENGGUNA STUDI KASUS : ALUN-ALUN KABUPATEN WONOSOBO Muafani, Muafani; Hermanto, Heri
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 2 No 3 (2015): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v2i3.358

Abstract

Alun-alun telah dimaksimalkan sebagai ruang publik di wilayah Wonosobo, dewasa ini telah berkembang menjadi pusat-pusat masyarakat dan kegiatan rekreasi keluarga juga sebagai daerah perdagangan khusus pada hari Minggu dan libur nasional, dengan sarana dan prasarana yang akan dibuat dan kebijakan utama oleh pemerintah daerah . Efek pertumbuhan adalah peningkatan pengunjung yang terkait pula dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi pejalan kaki dan kebutuhan rekreasi. Hal-hal yang berkaitan dengan pejalan kaki di Kabupaten Wonosobo adalah fenomena menarik untuk dikaji karena ruang publik di sini berbeda dengan alun-alun kota atau kabupaten lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pengaturan properti ruang publik perkotaan untuk kenyamanan melalui tingkat pengukuran persepsi fisiologis. Hasil penelitian terakhir akan ditafsirkan dan dimanfaatkan hasilnya pada grandconcept / grandtheory yang menekankan pada pejalan kaki elemen pendukung khusus untuk ruang publik perkotaan sebagai pengaturan properti berdasarkan pendekatan rasionalistik pasca positivistik. Adapun tujuan, sehingga penelitian ini diterapkan penelitian yang bertujuan untuk masalah menjawab masyarakat telah dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hasilnya mudah-mudahan segera dapat digunakan untuk memecahkan masalah praktis di lapangan atau desain arsitektur dan desain perkotaan.Data dalam hasil ini dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, maka jawaban itu yang menggunakan skala sikap pengukuran diolah dan menghasilkan menggunakan statistik dan hasil terakhir untuk ditafsirkan.
IDENTIFIKASI BANGUNAN PUSAKA DI WONOSOBO Kurniawan, Wahyu; Muafani, Muafani
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 5 No 2 (2018): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v5i2.462

Abstract

Keunikan kota-kota kecil tradisional di negara timur terletak pada kesinambungan dan keterkaitan antar budaya, iklim dan seni-kriya, apabila hal ini sebagai kecenderungan perkembangan kota yang intuitif tetapi juga rasional mampu dibina terus, tidak akan pernah muncul kerisauan akan krisis identitas. Seorang arsitek mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bertukar, menyumbangkan karya yang suatu saat nanti dinilai layak dilestarikan. Sebagai negara yang memiliki sejarah yang panjang, dengan tradisi yang kuat dan beragam serta pengalaman dijajah negara lain, tak pelak kita memiliki warisan arsitektur tradisional dan peninggalan kolonial yang sangat kaya, tersebar di berbagai pelosok kota. Hal inilah yang dapat kita jumpai di Kabupaten Wonosobo yang tercatat sebagai kota kedua setelah Yogyakarta yang menyatakan bergabung dengan Republik ini, sehingga akan menjadi lebih menarik lagi untuk dijadikan sebagai bahan kajian Penelitian Studi Literatur yang memadukan data lapangan dengan data pustaka dan dilengkapi dengan wawancara para pelaku sejarah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi objek penelitian. Data yang ada dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode observasi untuk mengidentifikasi objek penelitian sebagai data utama dalam penelitian dan dilengkapi dengan kajian data pustaka yang terkait dengan bangunan cagar budaya yang ada di Kota Wonosobo.