Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

KONSEP RUANG SAKRAL-PROFAN PADA TATA PERMUKIMAN DI DATARAN TINGGI DIENG Hermanto, Heri; Djunaedi, Achmad; Sudaryono, Sudaryono
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 1 No 2 (2014): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v1i2.242

Abstract

Dataran Tinggi Dieng adalah merupakan salah satu wilayah yang memiliki sejarah, budaya, tradisi, serta kondisi alam yang unik dan khas, demikian pula dengan tata permukimannya. Lapangan desa, makam dan jalan terabasan adalah merupakan merupakan elemen permukiman yang selalu ada pada tata permukiman di Dataran Tinggi Dieng. Elemen tersebut menjadi wadah bagi berlangsungnya kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Dataran Tinggi Dieng sejak dahulu.Penelitian ini didasari oleh dua pertanyaan; 1) Apakah ada keterhubungan antara makam, lapangan, dan jalan terabasan dalam tata permukiman yang ada di Dataran Tinggi Dieng. 2) Konsep apakah yang membentuk keterhubungan tersebut.Penelitian ini menggunakan metode fenomenologi dengan teknik induktif, data diperoleh dari 10 informan dengan metoda wawancara secara mendalam. Dari 3 buah tema yang ditemukan dicari hubungan substantive yang hasilnya kemudian didialogkan untuk mendapatkan konsep. Hasil penelitian ini merumuskan adanya konsep keterhubungan antara makam, lapangan dengan jalan terabasan dan konsep sakral-profan pada tata permukiman di Dataran Tinggi Dieng.
PENGARUH SETTING PROPERTY RUANG PUBLIK KOTA TERHADAP KENYAMANAN FISIOLOGIS PENGGUNA STUDI KASUS : ALUN-ALUN KABUPATEN WONOSOBO Muafani, Muafani; Hermanto, Heri
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 2 No 3 (2015): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v2i3.358

Abstract

Alun-alun telah dimaksimalkan sebagai ruang publik di wilayah Wonosobo, dewasa ini telah berkembang menjadi pusat-pusat masyarakat dan kegiatan rekreasi keluarga juga sebagai daerah perdagangan khusus pada hari Minggu dan libur nasional, dengan sarana dan prasarana yang akan dibuat dan kebijakan utama oleh pemerintah daerah . Efek pertumbuhan adalah peningkatan pengunjung yang terkait pula dengan penyediaan sarana dan prasarana bagi pejalan kaki dan kebutuhan rekreasi. Hal-hal yang berkaitan dengan pejalan kaki di Kabupaten Wonosobo adalah fenomena menarik untuk dikaji karena ruang publik di sini berbeda dengan alun-alun kota atau kabupaten lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara pengaturan properti ruang publik perkotaan untuk kenyamanan melalui tingkat pengukuran persepsi fisiologis. Hasil penelitian terakhir akan ditafsirkan dan dimanfaatkan hasilnya pada grandconcept / grandtheory yang menekankan pada pejalan kaki elemen pendukung khusus untuk ruang publik perkotaan sebagai pengaturan properti berdasarkan pendekatan rasionalistik pasca positivistik. Adapun tujuan, sehingga penelitian ini diterapkan penelitian yang bertujuan untuk masalah menjawab masyarakat telah dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hasilnya mudah-mudahan segera dapat digunakan untuk memecahkan masalah praktis di lapangan atau desain arsitektur dan desain perkotaan.Data dalam hasil ini dikumpulkan dengan menggunakan metode kuesioner, dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, maka jawaban itu yang menggunakan skala sikap pengukuran diolah dan menghasilkan menggunakan statistik dan hasil terakhir untuk ditafsirkan.
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA KANTOR CAMAT RUMABI KOTA PEKANBARU Hermanto, Heri
JIAGANIS Vol 4, No 1 (2019): JIAGANIS
Publisher : STIA Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.718 KB)

Abstract

Abstrak : Pengaruh pelayanan terhadap Efektivitas Organisasi Pada Kantor Camat Rumbai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelayanan terhadap efektivitas organisasi pada Kantor Camat Rumbai. Jenis penelitian ini yaitu pendekatan kuantiatif. Pengelolaan data dilakukan dengan teknik statistik yaitu statistik deskripitif digunakan untuk tabel frekuensi, persentase, skor dan rata-rata. Sedangkan untuk statistik inferensial digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana dengan bantuan program SPSS versi 22. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru. Populasi penelitian yaitu seluruh pegawai dijadikan sampel, dengan Teknik Sensus yang berjumlah 23 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel bebas (pelayanan) terhadap variabel terikat (efektivitas organisasi). Besar persentase pengaruh pelayanan terhadap efektivitas oganisasi pada Kantor Camat Rumbai sebesar 58,7%. Sedangkan sisanya sebesar 41,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pengawasan, kinerja pegawai, keterampilan, pendidikan dan pelatihan. Kata Kunci : Pelayanan, Efektvitas Organisasi
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA KANTOR CAMAT RUMABI KOTA PEKANBARU Hermanto, Heri
JIAGANIS Vol 4, No 1 (2019): JIAGANIS
Publisher : STIA Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.718 KB)

Abstract

Abstrak : Pengaruh pelayanan terhadap Efektivitas Organisasi Pada Kantor Camat Rumbai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelayanan terhadap efektivitas organisasi pada Kantor Camat Rumbai. Jenis penelitian ini yaitu pendekatan kuantiatif. Pengelolaan data dilakukan dengan teknik statistik yaitu statistik deskripitif digunakan untuk tabel frekuensi, persentase, skor dan rata-rata. Sedangkan untuk statistik inferensial digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana dengan bantuan program SPSS versi 22. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru. Populasi penelitian yaitu seluruh pegawai dijadikan sampel, dengan Teknik Sensus yang berjumlah 23 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel bebas (pelayanan) terhadap variabel terikat (efektivitas organisasi). Besar persentase pengaruh pelayanan terhadap efektivitas oganisasi pada Kantor Camat Rumbai sebesar 58,7%. Sedangkan sisanya sebesar 41,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pengawasan, kinerja pegawai, keterampilan, pendidikan dan pelatihan. Kata Kunci : Pelayanan, Efektvitas Organisasi
PENGARUH PELAYANAN TERHADAP EFEKTIVITAS ORGANISASI PADA KANTOR CAMAT RUMBAI Hermanto, Heri
JIAGANIS Vol 4, No 1 (2019): JIAGANIS
Publisher : STIA Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.718 KB)

Abstract

Abstrak : Pengaruh pelayanan terhadap Efektivitas Organisasi Pada Kantor Camat Rumbai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pelayanan terhadap efektivitas organisasi pada Kantor Camat Rumbai. Jenis penelitian ini yaitu pendekatan kuantiatif. Pengelolaan data dilakukan dengan teknik statistik yaitu statistik deskripitif digunakan untuk tabel frekuensi, persentase, skor dan rata-rata. Sedangkan untuk statistik inferensial digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Sederhana dengan bantuan program SPSS versi 22. Unit analisis dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor Camat Rumbai Kota Pekanbaru. Populasi penelitian yaitu seluruh pegawai dijadikan sampel, dengan Teknik Sensus yang berjumlah 23 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh variabel bebas (pelayanan) terhadap variabel terikat (efektivitas organisasi). Besar persentase pengaruh pelayanan terhadap efektivitas oganisasi pada Kantor Camat Rumbai sebesar 58,7%. Sedangkan sisanya sebesar 41,3% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti pengawasan, kinerja pegawai, keterampilan, pendidikan dan pelatihan.                                                                                   Kata Kunci : Pelayanan, Efektvitas Organisasi
KONSEP ISLAM YANG MENDASARI PEMBENTUKAN DESA DESA DI PEGUNUNGAN DIENG Hermanto, Heri; Hendriani, Adinda Septi
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 7 No 3 (2020): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v7i3.1348

Abstract

Rumah vernakular menarik untuk diteliti termasuk dari kinerja Keberadaan gua-gua kuno di Dieng, menunjukkan aktivitas peribadatan telah berlangsung lama sebelum masuknya pengaruh Hindu dan Budha (Rahardjo, 2002:175). Penyebaran Islam di Wonosobo dan sekitarnya, diperkirakan bermula di Dataran Tinggi Dieng pada jaman Raden Patah (1478-1513). (Babad Kedu). Desa Kreo Kecamatan Kejajar adalah merupakan desa tertua di Pegunungan Dieng. Bermula dari satu desa kemudian tumbuh beberapa desa di sekitarnya, selanjutnya meluas lebih jauh sampai desa-desa yang lebih jauh letaknya. Seperti yang disampaikan oleh Nastiti (1995), bahwa konsep permukiman Jawa Kuno dilandasi oleh konsep kerukunan yang dibangun oleh kekerabatan. Sehingga patut diduga bahwa terbentuknya desa-desa di Pegunungan Dieng dibangun oleh nilai-nilai ajaran Islam. Penelitian ini berusaha untuk menggali tentang konsep kekerabatan yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam dengan metode fenomenologi. Dari analisa ditemukan bahwa sistem kekerabatan yang didalamnya terkandung konsep nyepetno laku dan konsep brayan menjadi landasan masyarakat Dieng didalam membangun permukimannya. The vernacular house is interesting to study, including the performance of the existence of ancient caves in Dieng, showing worship activities had taken place long before the entry of Hindu and Buddhist influences (Rahardjo, 2002: 175). The spread of Islam in Wonosobo and its surroundings, is estimated to begin in the Dieng Plateau in the days of Raden Patah (1478-1513). (Babad Kedu). Kreo Village, Kejajar District, is the oldest village in the Dieng Mountains. Starting from one village and then growing several villages in the vicinity, then extending further to the villages that are farther away. As stated by Nastiti (1995), that the concept of Old Javanese settlements is based on the concept of harmony built by kinship. So it should be suspected that the formation of villages in the Dieng Mountains was built by the values ​​of Islamic teachings. This study seeks to explore the concept of kinship which contains Islamic values ​​using the phenomenological method. From the analysis it was found that the kinship system which contained the concept of nyepetno behavior and the concept of Brayan became the foundation of the Dieng community in building their settlements.
KONSEP MACAPAT PADA PERMUKIMAN DESA-DESA DI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO Hermanto, Heri; Hendriani, Adinda Septi
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 8 No 2 (2021): Mei
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v8i2.1810

Abstract

Macapat adalah konsep tradisi bermukim di Jawa yang sudah berumur tua. Macapat adalah pola perkembangan permukiman yang bermula dari satu desa induk yang dikelilingi oleh empat anak desa yang terletak di empat penjuru mata angin. Konsep mancapat menjadi suatu tatanan kerja masyarakat dengan tradisi sawah dan menjadi basis geopolitik yang penting bagi kerajaan Hindu untuk mencapai kejayaannya. Sejak dulu masyarakat di kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo mengandalkan pertanian jagung dan tembakau pada ladangnya. Tradisi bermukim di desa-desa di kecamatan Kejajar diduga menggunakan konsep Macapat (Hermanto,H,2016). Kegiatan penelitian lanjutan dengan tema konsep Macapat pada permukiman desa di kecamatan kejajar ini menjadi penting, karena konsep Macapat dipakai pada masyarakat dengan tradisi sawah sedangkan di Kecamatan kejajar adalah masyarakat dengan tradisi ladang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa Kreo yang di kelilingi oleh desa Tieng, desa Serang, desa kejajar, dan desa Buntu menggunakan konsep macapat dengan satu desa dikelilingi oleh 4 desa, tetapi tidak pada posisi 4 penjuru mata angin karena terhalang oleh alam.
MENELUSURI JEJAK ARSITEKTUR LANGGAR DI WONOSOBO Hermanto, Heri; Hendriani, Adinda Septi
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 8 No 3 (2021): September
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v8i3.2038

Abstract

Dengan ditemukannya beberapa makam kuno di Wonosobo, maka dapat diduga bahwa Dakwah Islam di Wonosobo telah dilakukan oleh para sayyid jauh sebelum Demak menjadi sebuah Kerajaan Islam. Penelitian tentang sejarah dakwah Islam selalu berkaitan dengan biografi tokoh penyebar, masjid, dan makam. Namun sayangnya sedikit sekali penelitian tentang bangunan langgar. Di awal Islam masuk di Wonosobo, bangunan langgar menjadi komponen yang sangat penting di dalam proses penyebaran Islam di Wonosobo. Langgar tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, langgar juga berfungsi sebagai institusi pendidikan, pewaris, pelestari, dan penerus nilai nilai lama. Penelitian tentang arsitektur langgar di Wonosobo sangat penting untuk dilakukan, karena belum pernah ada penelitian sebelumnya. Dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif, hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur Langgar di Kabupaten Wonosobo memiliki bentuk arsitektur yang merupakan hasil Islamisasi dari kebudayaan Jawa sebelum agama Hindu datang ke Wonosobo.
MASJID NABAWI SEBAGAI DASAR PEMBENTUKAN MASJID AGUNG KRATON SURAKARTA Hermanto, Heri; Hidayah, Atinia
Jurnal Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNSIQ Vol 9 No 1 (2022): Januari
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/ppkm.v9i1.2381

Abstract

ABSTRACT Prophet Muhammad was the architect and ground-breaking stone for the construction of the Prophet's Mosque or an-Nabawi in Medina in 622. The Prophet's Mosque was established with a very simple design yet it owns beneficial functions. The Prophet's Mosque is a place often used for various purposes for instance as government centers, learning centers, medical treatment place, detention and rehabilitation centers, and certainly more social or worshipping center. Building designed with a simple form but rich in functions had never existed before. Therefore, Prophet's Mosque had become the basis, inspiration, and catalyst for the development of Islamic civilization especially mosque architecture. The architecture of the mosque then became the most important identity for the progress of Muslims. The essence of Muslim architecture lies in function with all of its dimensions including the physical, intellectual, and spiritual aspects. The role of form is also important, but only insofar as it complements and enhances function. There are four typical mosques that are considered to represent the heritage of Islamic architecture in this world which were inspired by the Prophet's Mosque, namely; Arabic Type, Turkish Type, Persian Type, and Indian Type. This typology does not include the type of Indonesian mosque, even though the mosques built by Walisongo and the kings of Islamic Mataram in Java are no less great and unique compared to other famous mosques in the world. The question that then emerges is whether or not the Prophet's Mosque is the basis and inspiration for the realization of the Architecture of the Great Mosque of Keraton Surakarta.
Bagenen-Botolan as Basic Concepts Formation of Settlement in Dieng Mountains Heri Hermanto; Adinda Septi Hendriani
Tesa Arsitektur Vol 16, No 2: 2018
Publisher : Unika Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/tesa.v16i2.1413

Abstract

Settlements in the Dieng Mountains is a manifestation of the culture of Dieng society. On a micro scale, bagenen connected by botolan is a settlement element that is always present in the Dieng community house. Bagenen-botolan becomes the main container of social, cultural and economic activity. When the settlements develop, the community then uses latar ombo for social, cultural, economic and sport activities that cannot be done in Bagenen-botolan. Between latar ombo one with the other is always connected by jalan latar and jalan tritian. This phenomenon raises the notion that, in the village scale, latar ombo that connected jalan latar and jalan tritian became a kind of bagenen-botolan. The notion is further strengthened by the existence of a village field that is always connected by jalan terabasan. Research questions that are then proposed are; what is the concept underlies the formation of settlements in the Dieng Mountains.The results of grandtour and minitour found 8 (eight) themes, namely, 1) The kinship system as a village builders, 2) Bagenen as a multifunctional space, 3) Latar ombo as bagenen in village scale, 4) Field as multifunctional space on the scale between villages, 5) Bagenen connected botolan 6) Latar ombo connected by jalan latar and jalan tritian, 7) The mosque connected by jalan latar and jalan tritian, 8) The field connected by jalan terabasan on the scale between villages.Inductive analysis of the eight themes found three concepts underlying the formation of settlements in the Dieng Mountains, namely: 1) Connected concepts, 2) Nyepetno concept, and 3) Brayan concept.The concept is empirically seen on all space scales. Layout arrangement of physical elements of settlement in Dieng Mountains always refers to this concept. These findings are a significant contribution for the science of architecture especially related to the spatial and values that form the Mountains settlements.