Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Kadar Bioetanol dari Hasil Hidrolisis Limbah Bonggol Jagung dan Ampas Tahu Yulianto, Achmad Rendy Dwi; Pangestu, Bagas Dwi; Arrunata, Daffa Yoganza; Sriana, Tun
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketergantungan pada energi fosil akan meningkat seiring berjalannya waktu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil perlu pengembangan energi hijau guna memenuhi kebutuhan sumber energi subsitusi seperti bioetanol. Bioetanol merupakan energi hijau ramah lingkungan yang didapat dari bahan baku tumbuhan yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Bahan baku biomassa berlignoselulosa diantaranya adalah limbah bonggol jagung dan ampas tahu. Produksi pipilan jagung yang menghasilkan limbah bonggol jagung pada tahun 2023 sebanyak 14,46 juta ton dan konsumsi tahu per kapita juga mengalami peningkatan. Secara rinci, rata-rata konsumsi tahu per kapita pada tahun 2022 yaitu sebesar 0,148 kg per minggu. Jumlah tersebut naik sebesar 2,63% pada tahun 2023 yaitu menjadi 0,152 kg per minggu. Data tersebut memberikan gambaran adanya potensi pencemaran lingkungan akibat peningkatan kegiatan industri yang dilakukan. Sebagai bahan baku pembuatan bioetanol, kandungan hemiselulosa dan selulosa menjadi parameter penting. Bonggol jagung memiliki kandungan hemiselulosa sebesar 39,8% dan selulosa 32,3-45,6%. Sedangkan pada ampas tahu hemiselulosa sebesar 40,49%, kemudian diikuti oleh selulosa sebesar 19,15%. Salah satu tahapan penting dalam pembuatan bioetanol adalah proses hidrolisis. Pada penelitian ini, proses hidrolisis dilakukan dengan menggunakan asam sulfat H2SO4. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan H2SO4 dengan kadar 5% pada sampel bonggol jagung telah menghasilkan kadar bioetanol yang lebih besar yaitu mencapai 3,1% volume dari pada H2SO4 dengan kadar 3% yang hanya mencapai 2,9% volume. Sedangkan pada sampel ampas tahu dengan kadar 5% dan 3% tidak menghasilkan bioetanol.
Inovasi Pembuatan Deterjen Dari Minyak Jelantah Hartono, Ajeng Ar Rayhaani Cindy; Faiz Musyaffa, Abdurrahman; Rif’at, Bayu Izagy; Arrunata, Daffa Yoganza; Dharmawan, Aditya; Persada, Asa Aditya
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 6 (2025): COMSERVA: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v5i6.3403

Abstract

Environmental pollution due to used cooking oil waste and the use of synthetic chemical detergents are serious problems that require innovative solutions. This research aims to develop an environmentally friendly detergent based on used cooking oil as an alternative to conventional detergents. The research method uses a qualitative-descriptive approach with stages of pretreatment of used cooking oil, esterification, transesterification, sulfonation to produce Methyl Ester Sulfonate surfactant, and blending with additives. The results of the study show that JelaWash Detergent products have advantages in removing stains, are biodegradable, produce a long-lasting, gentle scent on clothes and skin. Market analysis of 32 respondents indicated positive acceptance with a preference for liquid detergents of 78 percent. The production capacity is designed to be 50,000 tons per year to meet the gap in Indonesia's detergent needs. The conclusion of the study shows that the use of used cooking oil as a detergent raw material can reduce environmental waste while producing high-quality cleaning products that are economical and sustainable.