Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu perangkat pembelajaran penting yang tidak hanya berfungsi sebagai alat evaluasi, tetapi juga sebagai sarana untuk mendorong siswa berpikir kritis. Lembar kerja siswa pada tingkat sekolah dasar perlu berbasis berpikir kritis untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif, pemecahan masalah, dan komunikasi sejak dini. Namun, hasil temuan di SDN Sungai Lakum 1 menunjukkan beberapa kendala,seperti guru belum terbiasa menggunakan LKS dalam pembelajaran, keterbatasan kemampuan dalam merancang LKS berbasis berpikir kritis, serta minimnya pemanfaatan teknologi digital. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR) melalui kegiatan bimbingan teknis selama lima kali pertemuan. Kegiatan ini mencakup sosialisasi konsep LKS, konsep dan indikator berpikir kritis, pelatihan penyusunan soal IPAS dan Matematika, serta perancangan LKS model berpikir kritis dan mendesain menggunakan aplikasi Canva. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan guru dalam menyusun LKS yang lebih kontekstual dan menantang siswa berpikir kritis. Antusiasme peserta dan hasil angket kepuasan yang sangat tinggi menjadi bukti konkret bahwa bimbingan teknis ini efektif dalam meningkatkan kompetensi guru merancang LKS berbasis berpikir kritis yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran abad ke-21.