Latar Belakang: Kekurangan gizi pada balita dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai dewasa (Almatsier, 2009). Salah satu bentuk kekurangan gizi pada balita adalah bawah garis merah (BGM), yaitu letak titik berat badan anak yang berada dibawah garis merah dalam grafik Kartu Menuju Sehat (KMS). Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Kota Mataram tahun 2015 menunjukkan bahwa balita dengan status gizi baik di Kota Mataram sebesar 80,72%; gizi lebih sebesar 3,28%; gizi kurang sebesar 13,25% dan gizi buruk sebesar 2,75%.Tujuan : untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Stimulasi Ibu Pada Bayi Yang Berada Dibawah Garis Merah Terhadap Perkembangan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule.Metode : Penelitian ini dilaksanakan dengan jenis penelitian Quasi Experimen dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Yang dibagi menjadi  kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Data yang dikumpulkan berupa data karakteristik responden yang meliputi umur, pendidikan, dan pekerjaan. Dan pemberian stimulasi yang mencaku baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan kuisioner yang diisi oleh ibu. Dan perkembangan bayi yang berada dibawah garis merah menggunakan KPSP. Hasil : Analisa univariat posttest setelah diberikan intervensi pada kelompok intervensi perkembangan bayi rata-rata 9,67. Untuk uji statistik menggunakan uji Mann Whitney diperoleh hasil nilai p = 0,003, sehingga ada pengaruh pemberian stimulasi ibu pada bayi yang berada di bawah garis merah terhadap perkembangan bayi. Kesimpulan : Ada pengaruh pemberian stimulasi ibu pada bayi yang berada di bawah garis merah terhadap perkembangan bayi.Â