Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA KARYAWAN TERKAIT WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Khairul Habibi; Arikha Saputra
The Juris Vol. 7 No. 2 (2023): JURNAL ILMU HUKUM : THE JURIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat STIH Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/juris.v7i2.1038

Abstract

The default case that occurred at PT Thania Indo Jaya against 2 (two) employees out of a total of 4 (four) employees with a Specific Time Work Agreement (PKWT) who was laid off due to the co-19 pandemic, namely not giving compensation rights to these employees. In this case, the Government is consistent in maintaining PKWT by issuing Perpu Number 2 of 2022 and Government Regulation Number 35 of 2021. The purpose of this study is to determine legal protection for PKWT employees at PT. Thania Indo Jaya Semarang and PKWT arrangements in laws and regulations, legal consequences in the event of default between the Company and employees. This study uses a type or type of normative juridical study. Data collection techniques are carried out through interviews, observation and documentation studies. The results of the study show that legal protection for PKWT employees at PT. Thania Indo Jaya Semarang is in the form of employment social security for employees, except for employees who are still apprentices, where employees who are still apprentices only get guarantees from the funeral service, provide work clothes and work tools, and form a P2K3 team. PT Thania Indo Jaya Semarang has committed a crime (default), so that it can be subject to a maximum imprisonment of 4 (four) years and/or a maximum fine of Rp. 400,000,000;- (four hundred million rupiah). Legal consequences if there is a default in the work agreement, which in the cancellation of the agreement is regulated in Articles 1451 and 1452 KUHP.
Pemetaan pengembangan usaha garam melalui analisis SWOT di Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen Mutia, Mutia; Khairul Habibi; Rasyidah
BEMAS: Jurnal Bermasyarakat Vol 6 No 2 (2026): BEMAS: Jurnal Bermasyarakat
Publisher : LPPMPK-Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah Cileungsi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37373/bemas.v6i2.1854

Abstract

Latar belakang masalah di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen memiliki potensi besar dalam pengembangan industri garam lokal namun menghadapi berbagai tantangan strategis yang memerlukan analisis mendalam. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk memetakan potensi dan tantangan pengembangan usaha garam di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen melalui pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) yang komprehensif. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam terhadap 15 petani garam, 5 aparat desa, dan 3 stakeholder terkait, observasi lapangan, serta analisis dokumen perencanaan daerah. Data dianalisis menggunakan matriks SWOT dan diperkuat dengan sintesis literatur terkini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan utama wilayah ini meliputi: (1) ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dengan garis pantai sepanjang 12 Km, (2) lokasi geografis strategis dengan akses transportasi yang memadai, dan (3) tradisi produksi garam turun-temurun selama lebih dari 50 tahun. Kelemahan yang teridentifikasi mencakup: (1) rendahnya literasi manajerial dengan 70% petani belum memiliki pengetahuan manajemen modern, (2) keterbatasan akses permodalan dengan hanya 25% petani yang memiliki akses kredit formal, dan (3) teknologi produksi tradisional yang belum optimal. Peluang yang dapat dimanfaatkan meliputi: (1) dukungan kebijakan pemerintah melalui program swasembada garam nasional, (2) tren digitalisasi UMKM yang membuka akses pasar lebih luas, dan (3) meningkatnya permintaan garam berkualitas tinggi. Ancaman utama berupa: (1) kompetisi regional dari daerah penghasil garam lainnya, (2) inkonsistensi kebijakan sektoral, dan (3) perubahan iklim yang mempengaruhi pola produksi. Strategi pengembangan yang direkomendasikan fokus pada peningkatan kapasitas SDM, modernisasi teknologi produksi, dan penguatan akses pasar melalui platform digital.