This paper examines the integration of Augmented Reality (AR) technology with the Blended Learning (BL) model in the teaching of Pangangge Tengenan, a component of the grammatical structure in Balinese script. The study addresses challenges such as students’ low interest and limited comprehension of symbolic and abstract material, as well as the constraints of conventional media in visualizing the forms and functions of pangangge concretely. Employing a library research method, this study reviews various relevant sources to formulate the conceptual foundation, implementation strategies, and pedagogical implications of integrating AR and BL in culturally based learning. The findings suggest that AR facilitates understanding through interactive three-dimensional visual representations, while blended learning offers flexibility in time, access, and collaborative interaction between teachers and learners. The instructional syntax developed combines online and offline learning stages, with AR utilized during visualization and symbolic practice phases. These findings demonstrate that the integration of AR and BL has significant potential to support culturally grounded grammatical instruction and contributes to the preservation of Balinese script through pedagogical strategies that are innovative, participatory, and contextually relevant. ABSTRAKTulisan ini mengkaji tentang integrasi teknologi Augmented Reality (AR) dengan model Blended Learning (MBL) dalam pembelajaran Pangangge Tengenan sebagai bagian dari struktur gramatikal aksara Bali. Permasalahan yang diangkat dalam kajian ini berkaitan dengan rendahnya minat dan pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat simbolik dan abstrak, serta keterbatasan media konvensional dalam memvisualisasikan bentuk dan fungsi pangangge secara konkret. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan menelaah berbagai sumber literatur yang relevan untuk merumuskan konsepsi, implementasi, dan implikasi integrasi AR dan MBL dalam konteks pembelajaran berbasis budaya lokal. Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan AR mampu memfasilitasi pemahaman melalui representasi visual objek tiga dimensi yang interaktif, sedangkan pendekatan blended learning memberikan fleksibilitas waktu, akses, serta ruang kolaboratif antara guru dan peserta didik. Sintaks pembelajaran yang dikembangkan dalam kajian ini mengombinasikan tahapan daring dan luring secara terpadu dengan penerapan teknologi AR pada tahapan visualisasi dan praktik simbolik. Temuan ini memperlihatkan bahwa kolaborasi AR dan MBL memiliki potensi signifikan dalam mendukung pembelajaran gramatikal berbasis budaya, serta memberikan kontribusi terhadap pelestarian aksara Bali melalui strategi pedagogis yang inovatif, partisipatif, dan kontekstual.