Indonesia is a country rich in ethnic, cultural, and religious diversity, which requires an educational system that fosters tolerance and inclusivity. Islamic schools (madrasahs) have a strategic role in shaping student character through an Islamic Religious Education (PAI) curriculum responsive to multicultural values. This study aims to analyze the role of school principals in developing a multicultural-based PAI curriculum. The research uses a descriptive qualitative approach through literature review of relevant academic sources. The results show that principals act as visionary leaders who integrate local values, collaborate with community figures, and design learning materials that reflect the diversity of Islamic traditions. Challenges include limited teacher training and resistance to pluralistic values. Supporting factors include stakeholder collaboration, use of local wisdom, and policy support. Therefore, adaptive and transformative leadership becomes essential to realizing inclusive, contextual, and peaceful Islamic education in a multicultural society. ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang kaya akan keberagaman suku, budaya, dan agama, sehingga membutuhkan sistem pendidikan yang menumbuhkan toleransi dan inklusivitas. Madrasah memiliki peran strategis dalam membentuk karakter siswa melalui kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) yang responsif terhadap nilai-nilai multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran kepala sekolah dalam mengembangkan kurikulum PAI berbasis multikultural. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif melalui kajian pustaka terhadap sumber-sumber akademis yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala sekolah berperan sebagai pemimpin visioner yang mengintegrasikan nilai-nilai lokal, berkolaborasi dengan tokoh masyarakat, dan merancang materi pembelajaran yang mencerminkan keberagaman tradisi Islam. Tantangan yang dihadapi antara lain terbatasnya pelatihan guru dan resistensi terhadap nilai-nilai pluralistik. Faktor pendukung antara lain kolaborasi pemangku kepentingan, pemanfaatan kearifan lokal, dan dukungan kebijakan. Oleh karena itu, kepemimpinan yang adaptif dan transformatif menjadi penting untuk mewujudkan pendidikan Islam yang inklusif, kontekstual, dan damai dalam masyarakat multikultural.