Game Free Fire merupakan game online yang sedang digemari oleh anak-anak usia sekolah dasar yang sudah diunduh sebanyak lebih dari satu juta kali. Banyak anak-anak yang sudah diberikan gadget sendiri oleh orangtua mereka. Hal tersebut membuat anak-anak usia sekolah dasar cenderung ketagihan terhadap game ini. Oleh karena itu peneliti ingin melihat bagaimana komunikasi yang terjadi di keluarga pada anak yang berkecanduan bermain game free fire. Peneliti memfokuskan pada Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Informan kunci pada penelitian ini berjumlah 4 orang terdiri dari 2 orang tua, 2 orang anak, 1 orang teman bermain anak, 1 kakak kandung, dan satu informan ahli yang merupakan seorang psikolog keluarga. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan metode triangulasi yaitu membandingkan hasil antara observasi dengan wawancara mendalam yang didapatkan. Berdasarkan hasil penelitian dari empat aspek kecanduan game online, informan kunci penelitian sudah memiliki tiga aspek yang terlihat dari kecanduan game online, yaitu kompulsif, menarik diri, dan masalah kesehatan dan hubungan interpersonal. Pada penelitian ini ditemukan bahwa keaktifan berkomunikasi dengan anak setiap hari belum cukup untuk menghilangkan kecanduan game online pada anak. Orangtua harus lebih peduli terhadap anak-anak mereka.Kata Kunci-Pola Komunikasi Keluarga, Game Online, Free Fire, Anak Sekolah Dasar