Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Kabupaten Barru Marwah, Marwah; Latief , Rudi; Suhaeb, M. Iqbal S.
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4491

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi permukiman kumuh di Kelurahan Sumpang Binangae, Kecamatan Barru, Kabupaten Barru. Analisis chi kuadrat dan uji kontingensi digunakan untuk identifikasi faktor, sementara analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi penanganan permukiman kumuh. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi terbentuknya permukiman kumuh, yaitu pendapatan, pendidikan, mata pencaharian, jumlah anggota keluarga, kondisi bangunan, penyediaan air minum, kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan drainase, kondisi pengolahan air limbah, dan kondisi pengolahan persampahan. Faktor status kepemilikan lahan tidak berpengaruh signifikan. Strategi pengendalian permukiman kumuh meliputi: (1) Pengembangan kawasan permukiman sesuai Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; (2) Pemanfaatan peran pemerintah berdasarkan Undang-undang No 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman terkait pembinaan, penyelenggaraan kawasan, pemeliharaan dan perbaikan, serta peningkatan kualitas; (3) Pemanfaatan kesadaran masyarakat dalam mendukung penanganan permukiman kumuh melalui program pemerintah terkait Peraturan Menteri PUPR No 2 tahun 2016 mengenai peningkatan kualitas permukiman kumuh dan sertifikasi hak atas tanah; (4) Peningkatan program penanganan kumuh dengan meningkatkan kualitas permukiman dan fasilitas penunjang; (5) Sosialisasi kepada masyarakat untuk mencegah pencemaran air bersih dengan tidak membuang sampah di laut. This study used quantitative and qualitative methods to identify factors affecting slums in Sumpang Binangae urban village, Barru sub-district, Barru district. Chi squared analysis and contingency test were used for factor identification, while SWOT analysis was used to formulate slum upgrading strategies. The results showed that there are ten factors that influence the formation of slums, namely income, education, livelihood, number of family members, building conditions, drinking water supply, road network conditions, drainage network conditions, wastewater treatment conditions, and solid waste treatment conditions. The land ownership status factor has no significant effect. Slum control strategies include: (1) Development of residential areas in accordance with Law No 26 of 2007 on Spatial Planning; (2) Utilisation of the government's role based on Law No 1 of 2011 on Housing and Settlement Areas related to guidance, area implementation, maintenance and repair, and quality improvement; (3) Utilisation of community awareness in supporting slum upgrading through government programs related to PUPR Ministerial Regulation No 2 of 2016 regarding improving the quality of slums and certifying land rights; (4) Improvement of slum upgrading programs by improving the quality of settlements and supporting facilities; (5) Socialisation to the community to prevent clean water pollution by not throwing garbage in the sea..
Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Daerah Resapan Air Menjadi Lahan Terbangun di Kota Makassar Arman, Azwin; Latief , Rudi; Nasution , M. Arif
Urban and Regional Studies Journal Vol. 6 No. 2 (2024): Urban and Regional Studies Journal, Juni 2024
Publisher : Postgraduate Bosowa University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35965/ursj.v6i2.4495

Abstract

Semakin bertambahnya perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar disebabkan oleh adanya aspek Daya Tarik Tapak, kemudahan Fungsional/Aksesibilitas, Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Urbanisasi yang mempengaruhi semakin terjadinya perubahan fungsi lahan di lokasi penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab bertambahnya perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun dan untuk mengetahui strategi pengendalian alih fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan  terbangun di Kelurahan Kapasa dan Parangloe, Kecamatan  Tamalanrea, Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif untuk menjawab faktor penyebab perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dipergunakan analisis Path untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap perubahan fungsi lahan. Sedangkan untuk  menjawab strategi pengendalian terhadap perubahan fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa dan Parangloe, Kecamatan  Tamalanrea, Kota Makassar dipergunakan analisis SWOT untuk mengetahui strategi pengendalian. Kedepannya diperlukan adanya strategi pengendalian alih fungsi lahan daerah resapan air menjadi kawasan terbangun di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar dengan memanfaatkan strategi pengendalian berdasarkan kebijakan terkait status kawasan lindung untuk meminimalisir terjadinya alih fungsi lahan di Kelurahan Kapasa Dan Kelurahan Parangloe, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. The increasing change in the land function of water catchment areas into built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City is caused by the aspects of Site Attractiveness, Functional Ease/Accessibility, Population Growth and Urbanization Level which influence the increasing change in land function at the location. study. The aim of this research is to determine the causes of increasing changes in the land function of water catchment areas to built-up areas and to find out strategies for controlling changes in the land function of water catchment areas to built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City. This research is a quantitative study to answer the factors that cause changes in the land function of water catchment areas to become built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City. Path analysis is used to determine the variables that influence changes in land function. Meanwhile, to answer the control strategy for changing the land function of a water catchment area into a built-up area in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City, a SWOT analysis was used to determine the control strategy. In the future, there is a need for direction to control changes in the land function of water catchment areas into built-up areas in Kapasa Village and Parangloe Village, Tamalanrea District, Makassar City by utilizing control strategies based on policies related to protected area status to minimize changes in land function in Kapasa Village and Parangloe Village, District Tamalanrea, Makassar City.