Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Optimalisasi Formulasi Muffin Tepung Jagung dan Tepung Labu Kuning Menggunakan Design Expert Metode Simplex Lattice Design Devitasari, Putri; Rakhmadevi, Ade Galuh; Wahyono, Agung
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Vol 17, No 2 (2025): Vol. (17) No. 2, Oktober 2025
Publisher : Agriculture Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/jtipi.v17i2.40272

Abstract

Muffin merupakan salah satu produk roti berbasis terigu yang praktis dan enak, namun memiliki kandungan serat yang rendah karena rendahnya kandungan serat pada terigu. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan formula optimal muffin dengan penambahan tepung jagung dan tepung labu kuning (Cucurbita moschata) sebagai alternatif tepung terigu guna meningkatkan kandungan serat pangan. Metode Simplex Lattice Design (SLD) digunakan untuk menentukan proporsi optimal tepung jagung, tepung labu kuning, dan tepung terigu berdasarkan parameter tekstur, volume spesifik, dan kadar serat kasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validasi terhadap formula optimal yang terdiri dari 60% tepung jagung dan 20% tepung labu kuning menghasilkan nilai rata-rata aktual untuk tekstur yaitu sebesar 5,10 dengan prediksi 5,16 dan akurasi 96,89%. Untuk volume spesifik, rata-rata nilai aktualnya yaitu 2,65 dengan prediksi 2,80 dan akurasi 95,71%. Kadar serat kasar memiliki rata-rata nilai aktual 9,238 dengan prediksi 9,513 dan akurasi 97,95%. Validasi menggunakan one sample t-test menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan antara nilai prediksi dan nilai aktual. Artinya, model prediksi yang dikembangkan mampu menghasilkan muffin dengan tekstur yang baik, volume spesifik yang tinggi, dan kadar serat yang meningkat. Untuk mengetahui penerimaan produk muffin dengan penambahan tepung jagung dan tepung labu kuning terhadap konsumen, dilakukan uji hedonik. Secara keseluruhan, hasil uji hedonik menunjukkan muffin diterima dengan baik oleh konsumen, terutama pada aspek warna, aroma, dan penampilan keseluruhan, meskipun ada variasi penilaian pada tekstur dan rasa. Produk ini menunjukkan potensi diterima oleh konsumen, sesuai tujuan diversifikasi pangan.