A'idah Haniyah Sary
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Geospasial Sebaran Kasus Pneumonia Di Kota Bengkulu Berdasarkan Data Informasi Kesehatan Tahun 2024 A'idah Haniyah Sary; Sinta Novratilova
Journal Health Information Management Indonesian (JHIMI) Vol. 4 No. 2 (2025): Agustus (Journal Health Information Management Indonesian)
Publisher : Sekretariat Program Studi Sarjana Terapan Manajemen Informasi Kesehatan Politeknik Indonusa Surakarta.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46808/jhimi.v4i2.265

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan yang masih menjadi penyebab utama kematian balita di dunia, termasuk di Indonesia. Kota Bengkulu tercatat memiliki angka kejadian pneumonia yang fluktuatif, dengan estimasi kasus sebanyak 795 pada tahun 2024. Namun, belum terdapat pemetaan spasial secara sistematis untuk menganalisis persebaran penyakit ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran spasial kasus pneumonia di Kota Bengkulu menggunakan data rekam medis yang dikelola berdasarkan prinsip manajemen informasi kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan spasial berbasis Sistem Informasi Geografis. Data dikumpulkan dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu berupa data register pasien pneumonia tahun 2024. Pengolahan data dilakukan dengan perangkat lunak ArcGIS, analisis autokorelasi spasial Moran’s I, serta overlay dengan data kepadatan penduduk dan sebaran fasilitas pelayanan kesehatan. Sampel diambil secara acak sebanyak 266 kasus menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola dan sebaran kasus pneumonia acak dengan nilai indeks morans’ I sebesar -0,113. Wilayah dengan kasus tertinggi berada di kecamatan padat penduduk. Serta sebaran fasyankes sudah tersebar secara merata setiap kecamatan. Dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi konsentrasi kasus pada wilayah tertentu, distribusinya tidak membentuk cluster. Oleh karena itu, upaya promotif dan preventuf harus dilakukan secara merata di seluruh kecamatan tanpa fokus wilayah tertentu.