Pada Juli 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menerapkan Kurikulum 2013 berbasis tematik dan pendekatan saintifik di seluruh sekolah dasar sebagai improvisasi kemajuan budaya dan teknologi internasional. Kurikulum 2013 mengajak siswa aktif dalam bersosialisasi, memecahkan masalah, dan mengembangkan karakter anak melalui mata pembelajaran yang diambil. Lingkungan belajar dapat mempengaruhi individu dan menjadi alat bantu belajar mengajar, maka perlu memperhatikan kenyamanan ruang. Isu yang muncul adalah beberapa kondisi sekolah dasar mengalami kurangnya fasilitas belajar seperti fasilitas perpustakaan dan lapangan olahraga, salah satunya terjadi di Kabupaten Tangerang. Dalam mengatasi isu yang terjadi, perlu solusi tata ruang baru, merespon kebutuhan pengguna dan fleksibilitas untuk pembelajaran Kurikulum 2013. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, dan penelitian yang berbasis data lokasi perancangan untuk mengetahui permasalahan pada lokasi. Perancangan desain ini dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan ruang belajar anak dengan keadaan lokasi dan lahan yang dipilih dengan pendekatan fungsi-kualitas ruang kreatif, serta peraturan standar-standar keamanan bangunan. Ruang kreatif yang tercipta pada perancangan dibuat menyesuaikan kebutuhan pembelajaran, dengan tiga prinsip yaitu ruang kreatif tanpa tools, ruang kreatif dengan tools dan ruang kreatif di area luar.