PT. XYZ is a manufacturing company that produces ceramic roof tiles. A good tile specification is if the clay as raw material has a wetness level after the drying process ?2.5%. The level of clay wetness affects the quality of the product. If the level of wetness after the drying process does not meet the specifications, the product will break easily. Currently, the average initial wetness level of clay (before the drying process) is 18%-22%. This research aims to determine the right time setting in the ceramic tile drying process to produce a wetness level after drying according to specifications by conducting an experimental study at the Company's Laboratory. Experiments were conducted on five clay samples with initial wetness levels of 18.60%; 19.87%; 20.45%; 21.42%; and 22.03%. Each sample was dried for 30, 40, 50, 60, and 70 minutes to produce post-drying wettability according to specifications. The experimental results were processed by Two-Way ANOVA without interaction to evaluate the effect of initial wetness level and drying duration on clay wetness level after drying process. The analysis resulted in clay drying duration for initial wetness of 18.60% at least 40 minutes, initial wetness of 19.87% at least 50 minutes, initial wetness of 20.45% and 21.42% at least 60 minutes, and initial wetness of 22.03% at least 70 minutes with a temperature of 180°C, resulting in clay wetness after drying according to specifications. Based on these findings, an SOP for checking the initial wetness of clay for the drying process was developed to produce good quality roof tiles. PT. XYZ merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi genteng keramik. Spesifikasi genteng yang baik adalah jika clay sebagai bahan baku memiliki tingkat kebasahan setelah proses pengeringan ?2,5%. Tingkat kebasahan clay berpengaruh terhadap mutu produk. Jika tingkat kebasahan setelah proses pengeringan tidak sesuai spesifikasi, akan berakibat pada produk mudah pecah. Saat ini, rata-rata tingkat kebasahan awal clay (sebelum proses pengeringan) adalah 18%-22%. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaturan waktu yang tepat pada proses pengeringan genteng keramik untuk menghasilkan tingkat kebasahan clay setelah proses pengeringan sesuai spesifikasi dengan melakukan studi eksperimen di laboratorium PT. XYZ serta menyusun SOP pengecekan kebasahan awal clay. Eksperimen dilakukan terhadap lima sampel clay dengan tingkat kebasahan awal 18,60%; 19,87%; 20,45%; 21,42%; dan 22,03%. Masing-masing sampel dikeringkan selama 30, 40, 50, 60, dan 70 menit hingga menghasilkan tingkat kebasahan clay setelah proses pengeringan sesuai spesifikasi. Hasil eksperimen diolah dengan Two-Way ANOVA tanpa interaksi untuk mengevaluasi pengaruh tingkat kebasahan awal clay dan durasi pengeringan terhadap tingkat kebasahan clay setelah proses pengeringan. Hasil analisis menghasilkan durasi pengeringan clay untuk kebasahan awal 18,60% selama 40 menit, kebasahan awal 19,87% selama 50 menit, kebasahan awal 20,45% dan 21,42% selama 60 menit, dan kebasahan awal 22,03% selama 70 menit dengan suhu 180°C sehingga menghasilkan tingkat kebasahan clay setelah proses pengeringan sesuai spesifikasi. Berdasarkan temuan ini, disusun SOP pengecekan kebasahan awal clay untuk proses pengeringan agar menghasilkan kualitas genteng yang baik.