Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kearifan Lokal Ume Le’u Materi Bangun Datar untuk Siswa SDK Eban 1 Nahak, Kristina E. Noya; Mona, Grasella Yulianti; SabaOra, Jemis Umbu Lorung; Nubatonis, Sumiriati; Tameon, Ecy Mutti
JagoMIPA: Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA Vol. 4 No. 1 (2024): JagoMIPA: Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA
Publisher : Yayasan Pendidikan Bima Berilmu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53299/jagomipa.v4i1.541

Abstract

Bahan ajar memegang peranan penting bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran Matematika, mencakup topik-topik seperti geometri, pengukuran, dan pengolahan data. Materi geometri dan pengukuran mencakup bentuk dua dimensi dan bentuk tiga dimensi. Untuk lebih meningkatkan kemampuan berpikir logis dan kritis siswa terkait materi bangun datar, Guru dapat menghubungkan materi bangun datar dengan kearifan lokal karena kearifan lokal erat kaitannya dengan lingkungan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan menerapkan bahan ajar yang menggabungkan kearifan lokal Ume Le’u serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan yaitu metode Research and Development (R&D) menggunakan model ADDIE. Penelitian ini melibatkan 19 siswa kelas III. Hasil rata-rata dari penilaian oleh ahli validator 1 dan 2 adalah 2,95, sehingga bahan ajar ini dianggap baik dan layak untuk diimplementasikan dan diujicobakan kepada siswa. Respon siswa saat menerapkan bahan ajar yang berfokus pada kearifan lokal Ume Le’u dalam proses pembelajaran di kelas menunjukkan adanya kegembiraan, partisipasi aktif, dan semangat dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa yang tergolong tinggi atau tuntas secara klasikal bisa dilihat berdasarkan rata-rata hasil belajar siswa yakni 77,89. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang berbasis kearifan lokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena materi dan evaluasi yang terdapat dalam bahan ajar dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik. Siswa akan lebih antusias mempelajari materi yang berkaitan dengan budaya dan lingkungan mereka.
PERAN KOMPETENSI SOSIAL GURU DALAM MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR YANG INKLUSIF PADA SISWA KELAS IV UPTD SDN ASAM TIGA KABUPATEN KUPANG Mona, Grasella Yulianti; Kristina E. Noya Nahak; Cornelia Amanda Naitili
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 03 (2025): Volume 10 No. 03 September 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i03.33406

Abstract

Every student has different backgrounds, abilities and needs. Therefore, it is important for teachers to have good social competence in order to create an inclusive learning environment - an environment that accepts, respects and provides a fair learning space for all students. However, in practice, teachers often face obstacles in building a friendly and equal classroom atmosphere. This study aims to find out the role of teachers' social competence in creating an inclusive learning environment, as well as the challenges faced in the process. This study used a descriptive qualitative approach, with data collection techniques in the form of interviews, observation and documentation. The research subjects were fourth grade teachers, principals, and fourth grade students of UPTD SDN Asam Tiga, Kupang Regency. The results showed that teachers have implemented social competence through good communication with students and parents, establishing cooperation with colleagues, and starting to engage in self-development through professional networks. However, teachers also face challenges, such as limited facilities, lack of training, difficulty adjusting learning strategies to the needs of diverse students, and obstacles in building positive interactions between students. It can be concluded that teachers' social competence plays an important role in creating an inclusive learning environment even though the implementation still faces various challenges. Support from schools and government is needed to overcome these challenges.