Interaksi guru dan siswa adalah suatu proses pendidikan. Guru sangat penting dalam memperbaiki kemampuan manusia untuk mencapai sasaran pendidikan. Proses belajar matematika merupakan salah satu bidang keilmuan yang mengalami kemajuan pesat dalam bidang proses belajar dan merupakan salah satu komponen proses proses belajar nasional. Karena tujuan utama siswa dalam belajar matematika adalah untuk memperbaiki keterampilan berpikir dan penalaran mereka serta keterampilan menyelesaikan masalah dan transmisi informasi, keterampilan pemecahan masalah diperhitungkan ketika mengajar matematika. Sejumlah faktor, termasuk kecemasan matematika, dapat berkontribusi terhadap kurang maksimalnya keterampilan menyelesaikan masalah matematika siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pemecahan masalah yang diajar menggunakan pendekatan RME dan menggunakan pendekatan pembelajaran konvensional ditinjau dari kecemasan matematis. Penelitian ini menggunakan desain posttest-only dalam jenis eksperimen semu. Terdapat 125 siswa dalam populasi penelitian. Sedangkan sampel penelitian dengan purposive sampling berjumlah 49 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket kecemasan matematis dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Setelah kelas eksperimen menggunakan strategi pembelajaran RME dan kelas kontrol dengan pendekatan pembelajaran konvensional, maka dilakukan posttest dan selanjutnya dilakukan perhitungan serta diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh kecemasan matematis terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari kecemasan matematis. Oleh karena itu, kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika dapat ditingkatkan dengan teknik RME dan dapat meminimalisir kecemasan siswa akan mata pelajaran matematika.