One way to reconcile is by acknowledging violence or crime incidents. Recognition of this tragedy, apart from opening the public's eyes to the events that occurred, is also a form of acceptance for the survivors who experienced it. Revealing the facts about incidents of violence in public spaces becomes a path for further struggle, an effort to tell the truth to create forgiveness, justice, and peace. However, practically, this recognition takes work to realize. This difficulty occurs because people tend to want to forget and cover up the violent events; secondly, there is a connection with specific political policies, making recognition challenging to realize. In situations like this, recovery and reconciliation are tough to achieve. Using Soe Tjen Marching's narrative experience, this paper will discuss the church's role in public space to provide a place for narrative and confession for the violent events that occurred and for the survivors of the tragedy. AbstrakSalah satu jalan bagi terciptanya rekonsiliasi adalah adanya pengakuan terhadap peristiwa kekerasan atau kejahatan. Pengakuan atas tragedi tersebut, selain untuk membuka mata publik atas peristiwa yang terjadi, juga sebagai bentuk penerimaan bagi para penyintas yang mengalaminya. Pembukaan fakta atas peristiwa kekerasan di ruang publik menjadi jalan bagi perjuangan selanjutnya; usaha untuk membuka kebenaran demi terciptanya pengampunan, keadilan, dan perdamaian. Akan tetapi, dalam tataran praktis, pengakuan tersebut tidak mudah diwujudkan. Kesulitan ini terjadi karena pertama, orang cenderung ingin melu-pakan dan menutupi peristiwa kekerasan yang terjadi; kedua, adanya persinggungan dengan kebijakan politis tertentu yang membuat pengakuan tidak mudah diwujudkan. Dalam situasi seperti ini, pemulihan dan rekonsiliasi tidak mudah untuk diwujudkan. Dengan memakai narasi pengalaman dari Soe Tjen Marching, makalah ini akan membahas peran gereja di ruang publik untuk memberi tempat bagi narasi dan pengakuan; atas peristiwa kekerasan yang terjadi dan bagi para penyintas atas tragedi tersebut.