Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS ALAM TERHADAP KESEJAHTERAAN EMOSIONAL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN GANGGUAN KECEMASAN Handayani, Dina; Harefa, Dyana Lestari; Arifah, Muethia; Sitorus, Nia Damai Putri Br; Tansliova, Lili
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 5 No. 2 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v5i2.5431

Abstract

This study aims to explore the impact of nature-based instructional design on the emotional well-being of children with special needs, particularly those experiencing anxiety disorders. Children with special needs and anxiety often face significant barriers in their learning process, where anxiety can hinder concentration, social interaction, and emotional balance. Therefore, an educational approach that not only focuses on cognitive aspects but also emphasizes the emotional health of students is crucial. Employing a descriptive qualitative approach with a case study method, this research was conducted at Sanggar Anak Alam (SALAM). Data were collected through observation, interviews, and documentation to comprehensively examine the students' behaviors and situations within the context of nature-based learning. The research subjects were selected using purposive sampling, involving students actively engaged in nature-based education at SALAM and educators with direct experience. The findings indicate that direct interaction with nature through multisensory learning and a pressure-free atmosphere significantly enhances the emotional well-being of children, such as self-confidence, emotional regulation, and social interaction. This learning approach serves not only as an educational method but also as a therapeutic intervention that calms and supports the holistic character development of the child. Observations and interviews reveal a reduction in anxiety symptoms among students and an increase in positive values such as empathy, responsibility, and independence. The open, flexible, and pressure-free learning environment has a positive psychological impact, aligning with the Biophilia Hypothesis, which emphasizes the human-nature connection for psychological well-being. The integration of nature-based learning approaches into Indonesia’s inclusive education system is highly recommended as an effective strategy to support the comprehensive development of children with special needs. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh desain pembelajaran berbasis alam terhadap kesejahteraan emosional anak berkebutuhan khusus, khususnya yang mengalami gangguan kecemasan. Anak-anak berkebutuhan khusus dengan gangguan kecemasan seringkali menghadapi hambatan signifikan dalam proses belajar mereka, di mana kecemasan dapat mengganggu konsentrasi, interaksi sosial, dan keseimbangan emosional. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif, tetapi juga memperhatikan kesehatan emosional peserta didik menjadi sangat krusial. Menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus, penelitian ini dilakukan di Sanggar Anak Alam (SALAM). Data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk menggali informasi secara menyeluruh mengenai situasi dan perilaku peserta didik dalam konteks pembelajaran berbasis alam. Subjek penelitian dipilih melalui purposive sampling, melibatkan peserta didik yang aktif dalam pembelajaran berbasis alam di SALAM dan pendidik yang memiliki pengalaman langsung. Temuan penelitian menunjukkan bahwa interaksi langsung dengan lingkungan alam melalui pembelajaran multisensori dan atmosfer non-tekanan secara signifikan mampu meningkatkan aspek kesejahteraan emosional anak, seperti kepercayaan diri, regulasi emosi, dan interaksi sosial. Pembelajaran ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan, tetapi juga sebagai intervensi terapeutik yang menenangkan dan mendukung perkembangan karakter holistik anak. Hasil observasi dan wawancara mengindikasikan penurunan gejala kecemasan pada peserta didik serta peningkatan nilai-nilai positif seperti empati, tanggung jawab, dan kemandirian. Lingkungan belajar yang terbuka, fleksibel, dan bebas dari tekanan akademik memberikan dampak psikologis yang positif, sejalan dengan Hipotesis Biofilia yang menekankan koneksi manusia dengan alam untuk kesejahteraan psikologis. Integrasi pendekatan pembelajaran berbasis alam ke dalam sistem pendidikan inklusif di Indonesia sangat direkomendasikan sebagai strategi efektif untuk mendukung perkembangan menyeluruh anak berkebutuhan khusus.
Analisis Dugaan Pencemaran Nama Baik Shandy Purnamasari Oleh Isa Zega : Kajian Linguistik Forensik Alya, Alya; Handayani, Dina; Harefa, Dyana Lestari; Arifah, Muethia; Sitorus, Nia Damai Putri Br
DEIKTIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Perkumpulan Dosen Muslim Indonesia - Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53769/deiktis.v5i4.2424

Abstract

Penelitian ini membahas kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Isa Zega terhadap Shandy Purnamasari melalui media sosial dengan menggunakan pendekatan linguistik forensik. Analisis difokuskan pada ujaran-ujaran Isa Zega yang dinilai memiliki makna merendahkan, memfitnah, serta berpotensi merusak reputasi pribadi maupun profesional Shandy. Metode yang digunakan adalah analisis semantik leksikal dan gramatikal terhadap data bahasa berupa unggahan dan pernyataan publik di media sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ujaran seperti “Shandy itu Shaun the Sheep”, “bukan siapa-siapa tanpa nama besar Ustaz Yusuf Mansur”, hingga “hidup penuh dengan citraan” memiliki muatan penghinaan dan fitnah yang dapat digolongkan sebagai tindak pidana pencemaran nama baik sesuai dengan pasal 310–311 KUHP serta pasal 27 ayat (3) UU ITE. Penelitian ini menegaskan pentingnya linguistik forensik dalam membantu proses penegakan hukum, khususnya dalam kasus kejahatan bahasa yang marak terjadi di era digital.