This study aims to describe the behavior of adolescents involved in alcohol abuse and identify the factors that influence such behavior in Soguo Village, Bolaang Uki District, South Bolaang Mongondow Regency. The abuse of alcoholic beverages, especially Cap Tikus, which contains a high level of alcohol, has become a concerning social phenomenon due to its impact on adolescent behavior, such as stealing, engaging in fights, and losing emotional control. This research employed a qualitative approach with a descriptive method. Data were collected through in-depth interviews with the village head and sixteen adolescents who were identified as alcohol consumers, along with documentation from relevant sources. The findings reveal that several factors drive adolescents to consume alcohol, including curiosity (individual factors), poor communication with parents, peer pressure, and easy access to alcoholic beverages in the village. These findings highlight the urgent need for collaborative prevention efforts involving families, communities, and local governments through education, supervision, and regulation enforcement. Such integrated approaches are essential to reduce deviant behavior among adolescents and create a healthier social environment. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku remaja yang terlibat dalam penyalahgunaan minuman keras serta mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perilaku tersebut di Desa Soguo, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Penyalahgunaan minuman keras, khususnya Cap Tikus yang memiliki kadar alkohol tinggi, menjadi fenomena sosial yang memprihatinkan karena berdampak pada perubahan perilaku remaja, seperti mencuri, terlibat perkelahian, dan kehilangan kontrol emosi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan kepala desa dan enam belas remaja yang diketahui mengonsumsi minuman keras, serta dokumentasi dari sumber-sumber relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mendorong penyalahgunaan minuman keras meliputi rasa ingin tahu (faktor individu), komunikasi yang buruk dengan orang tua, pengaruh teman sebaya, serta mudahnya akses terhadap minuman keras di lingkungan desa. Temuan ini menegaskan pentingnya peran keluarga, masyarakat, dan pemerintah desa dalam melakukan pencegahan melalui edukasi, pengawasan, dan penegakan aturan. Upaya kolaboratif tersebut menjadi kunci untuk mengurangi perilaku menyimpang di kalangan remaja.