Pengembangan alat diagnostik berbasis IoT yang akurat dan terjangkau sangat penting untuk memajukan layanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja alat Diagnostic Pocket dalam mengukur suhu tubuh, saturasi oksigen (SpO₂), dan denyut jantung (BPM) dengan membandingkannya terhadap alat standar (thermogun dan pulse oximeter). Sebanyak 54 subjek dilibatkan dalam studi perbandingan ini. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji paired t-test atau Wilcoxon signed-rank test untuk signifikansi perbedaan, analisis Bland-Altman untuk menilai tingkat kesepakatan, dan korelasi Pearson/Spearman untuk kekuatan hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diagnostic Pocket memiliki kinerja yang baik dalam mengukur SpO₂ dan BPM, dengan tingkat kesepakatan dan korelasi yang memadai terhadap alat standar. Namun, untuk pengukuran suhu, alat ini masih menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik dan kesepakatan yang rendah. Disparitas pada pengukuran suhu diduga disebabkan oleh perbedaan sensitivitas sensor, kalibrasi, atau lokasi pengukuran. Variasi pada BPM mungkin dipengaruhi oleh kondisi fisiologis subjek. Simpulannya, Diagnostic Pocket menjanjikan untuk pemantauan SpO₂ dan BPM, namun diperlukan penyempurnaan lebih lanjut pada komponen sensor suhunya.