Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengelolaan Hius Paus (Rhincodon typus, Smith 1828)berdasarkan Struktur Populasi di Perairan Kwatisore, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah Tebay, Selvi; Suruan, Sampari S.; Manangkalangi, Emmanuel; Bawole, Roni; Manuputty, Agnestesya
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 7 No 4 (2023): November
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46252/jsai-fpik-unipa.2023.Vol.7.No.4.351

Abstract

Penelitian terhadap hiu paus (Rhincodon typus) dilakukan di perairan Kwatisore, bagian dari kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih. Observasi lapangan dilakukan pada bulan September hingga Desember 2016. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengelolaan ikan hiu paus berdasarkan struktur populasi, yaitu identifikasi individu, jenis kelamin, panjang dan bekas luka. Variabel observasinya adalah struktur populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi langsung yang terbagi dalam 2 waktu observasi, yaitu observasi langsung oleh peneliti pada pukul 06.00-17.59 dan observasi tidak langsung oleh nelayan bagan pada pukul 18.00-05.59. Pada pengamatan langsung, pengambilan data ID setiap individu dilakukan dengan memotret sirip dada kirinya, yaitu pada area antara pangkal insang ke-5, titik tertinggi insang ke-5, dan ujung belakang sirip dada. Hasil dokumentasi diidentifikasi menggunakan software I3S2.0. Bintik putih di area tersebut menjadi kunci utama identifikasi setiap hiu paus. Melalui beberapa kali pengulangan pengamatan ID, dapat diketahui jumlah, jenis kelamin, ukuran, dan kecenderungan kemunculannya. Hasil penelitian menunjukkan ditemukannya 23 individu yaitu semuanya berjenis kelamin jantan. Teridentifikasi terdiri dari 17 individu lama dan 6 individu baru. Rata-rata panjang individu yang ditemukan adalah 3 - 4 meter. Setiap individu mempunyai frekuensi kemunculan yang berbeda-beda. Frekuensi kemunculan tertinggi adalah individu ID016 dengan panjang 6 m dan ID047 dengan panjang 3 m. Bekas luka yang ditemukan pada masing-masing tubuh hiu paus terdapat pada bagian mulut (53%), ekor (17%), dan sirip dada kanan (12%). Hiu paus harus dilestarikan secara alami pada suatu wilayah perairan tertentu, Komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk mengembangkan sistem pengelolaan kolaboratif dalam pengelolaan sumber daya hiu paus dan habitatnya.