Pemberian layanan yang menjamin kenyamanan dan keselamatan pengguna memiliki hubungan erat dengan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan (SMK) pada perusahaan penyedia layanan trasnportasi. Penerapan SMK yang berbasis budaya keselamatan dalam pelayanan angkutan umum, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 2018, merupakan langkah yang sangat penting dan berlandaskan aspek hukum yang mengatur sektor transportasi di Indonesia. Salah satu jenis angkutan umum yang telah memiliki Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Standar Pelayanan Minimum adalah angkot feeder LRT Musi Emas, yang mulai beroperasi sejak yahun 2022 dan mempunyai tujuh koridor pelayanan. Namun demikian, walaupun telah diterapkan SOP terkait keselamatan berkendara pada angkot feeder LRT Musi Emas tersebut, kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh kelalaian pengemudi dan faktor lainnya masih kerap terjadi pada angkot feeder LRT Musi Emas. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan tersebut, maka perlu dilakukan pemahaman bagaimana pengaruh pelatihan, pengetahuan, manajemen, prosedur dan teknologi keselamatan terhadap perilaku keselamatan operasional angkot feeder LRT Musi Emas. Dalam penelitian ini dilakukan pengolahan data menggunakan Metode Structure Equation Modelling (SEM) yang menghubungkan antara variabel laten endogen perilaku keselamatan dengan variabel laten eksogen yaitu pelatihan, pengetahuan, manajemen, prosedur dan teknologi keselamatan. dengan bantuan software Smart-PLS. Berdasarkan kriteria penilaian original sample, t-statistic, dan p-values diketahui variabel-variabel yang berpengaruh positif terhadap perilaku keselamatan operasional angkot feeder LRT adalah pelatihan keselamatan, manajemen keselamatan dan teknologi keselamatan.