Fenomena malu untuk menggunakan bahasa Jawa Banyumasan atau dialek ngapak di luar daerah asal mulai dirasakan oleh sebagian mahasiswa yang berdomisili di kota Bandung. Tujuan penelitian mengevaluasi aktivitas komunikasi dan pemilihan penggunaan dialek ngapak sebagai identitas budaya Banyumasan yang terjadi pada mahasiswa asli Banyumas di lingkungan Universitas Telkom yang tergabung dalam komunitas IWAKMAS. Mahasiswa asal Banyumas menggunakan dialek ngapak ketika berinteraksi dengan teman yang berasal dari wilayah yang sama dan menciptakan sebuah komunitas bernama IWAKMAS sebagai bentuk identitas mereka. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Data diperoleh dengan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Terdapat sepuluh orang informan yang merupakan mahasiswa asli Banyumas yang menggunakan dialek ngapak dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menemukan bahwa penggunaan bahasa Jawa Banyumasan dilakukan oleh para mahasiswa secara fleksibel disesuaikan dengan lawan berbicara. Komunikasi dan interaksi yang berjalan dengan spontan, mengikuti kebutuhan komunikasi, dan melibatkan semua individu yang terlibat dalam situasi komunikasi tertentu. Penggunaan dialek ngapak khas Banyumasan secara konsisten berperandalam membentuk identitas budaya Jawa Banyumasan, merupakan salah satu strategi dalam menjaga keberlanjutan identitas budaya di antara mahasiswa. Kontribusi penelitian ini menjadi rujukan bagi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam pewarisan dan pemajuan budaya, terutama terkait bahasa daerah sebagai simbol dan identitas budaya.