Hafizi, Saidul
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HERD MENTALITY DALAM ISLAM DIGITAL: KEARIFAN NABI DI ERA MEDIA SOSIAL DAN TREN VIRAL Akib, Moh.; Hafizi, Saidul; Jauhari Asyhar, Achmad
MAHABBAH : Jurnal Ilmu Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Vol. 1 No. 2 (2025): MAHABBAH : Jurnal Ilmu Ushuluddin Dan Pemikiran Islam
Publisher : MAHABBAH : Jurnal Ilmu Ushuluddin Dan Pemikiran Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena herd mentality atau mentalitas kawanan semakin menguat di era digital, terutama dalam interaksi keagamaan di media sosial. Artikel ini mengeksplorasi bagaimana hadis Nabi dapat memberikan wawasan dalam menghadapi fenomena ini, dengan menyoroti prinsip-prinsip kritis dalam berpikir dan bermedia. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dampak herd mentality dalam Islam digital serta menelusuri bagaimana ajaran Nabi mengajarkan 0eimbangan antara mengikuti mayoritas dan berpikir independen. Penelitian ini menggunakan tode kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis), mengkaji hadis-hadis yang berkaitan dengan konformitas sosial, berpikir kritis, dan penyebaran informasi. Selain itu, penelitian ini juga menelaah fenomena viralitas dalam diskursus keislaman di media sosial melalui studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herd mentality di dunia digital dapat menyebabkan penyebaran informasi agama yang tidak tervalidasi, penguatan polarisasi keagamaan, dan pembentukan echo chambers yang menghambat pemikiran kritis. Hadis Nabi menekankan pentingnya tabayyun (verifikasi informasi), tidak tergesa-gesa dalam menerima informasi, serta keseimbangan antara mengikuti jamaah dan bersikap kritis terhadap arus mayoritas. Kesimpulannya, ajaran Nabi memberikan prinsip-prinsip yang relevan untuk menangkal dampak negatif herd mentality di era media sosial. Dengan menerapkan nilai-nilai seperti tabayyun dan sikap kritis, umat Islam dapat lebih bijak dalam menyikapi tren viral keagamaan dan tidak terjebak dalam pola pikir kolektif yang tidak teruji.