Masalah gizi triple burden malnutrition di Indonesia yang banyak menyerang balita adalah gizi kurang/wasting. Balita dikatakan wasting jika indeks BB/PB atau BB/TB memiliki nilai z-skor -3 SD sd < -2 SD). Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian wasting balita adalah pola asuh keluarga yang belum tepat, yakni kurangnya pemantauan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan gizi yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Cepogo, serta melakukan perencanaan program gizi. Program yang dibentuk adalah “IBU MATAHARI”. Program intervensi tersebut terdiri atas 2 kegiatan, yaitu pemberian edukasi gizi melalui kelas ibu balita dan simulasi edukasi gizi oleh ibu balita sebagai role model dan peer counselor. Hasil dari pre-test menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% ibu balita sudah memiliki pengetahuan yang baik dan 97,1% ibu balita sudah memiliki sikap yang baik tentang pentingnya pemantauan tumbuh-kembang balita di Posyandu dan semuanya meningkat menjadi 100% setelah pemberian edukasi gizi (post-test). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan dan sikap pada sebelum dan setelah dilaksanakannya edukasi gizi (p<0,05). Setelah dilakukan edukasi gizi, terjadi peningkatan pengetahuan pada 17 orang (48,57%) dan sebanyak 18 orang (51,43%) pengetahuannya tetap. Selain itu, terjadi juga peningkatan terkait sikap pada 18 orang (51,43%) dan sebanyak 17 orang (48,57%) sikapnya tetap. Permasalahan rendahnya cakupan D/S dapat diatasi dengan pemberian edukasi gizi karena terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita terkait pentingnya Posyandu. Hal ini menjadi dasar dilakukannya simulasi edukasi gizi oleh ibu balita yang rajin ke Posyandu sebagai role model dan peer counselor.