Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGEMBANGAN INSTALASI PERAWATAN PAVILIUN KHUSUS LANJUT USIA PROF.R.BOEDHI DARMOJO SEMARANG Wardhani, Ayu Kusuma; Sardjono, Agung Budi; Nugroho, Satrio
IMAJI Vol 1, No 2 (2012): IMAJI
Publisher : IMAJI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1854.276 KB)

Abstract

Balita, remaja, dewasa dan tua merupakan sebuah siklus kehidupan manusia yang tidak dapatdihindari. Setiap manusia yang hidup pasti akan merasakan siklus kehidupan tersebut, namun tetapdisesuaikan dengan batasan umur yang dimiliki. Menjadi tua bukan merupakan sebuah pilihan atau masalah,karena hal tersebut sudah pasti akan dirasakan oleh setiap makhluk hidup yang bernyawa, terutama manusia.Pada usia tua, manusia akan mengalami kemunduran dalam berbagai segi kehidupan, misalnya kemundurankesehatan, kemunduran aktivitas dan kemunduran dalam hubungan sosial. Manusia yang dahulunya punyaberbagai macam aktivitas, namun karena terbentur dengan masalah kesehatan, daya ingat, kekuatan,sekarang hanya bisa tinggal dirumah dengan alasan umur dan tanpa bisa melakukakan apa-apa karenaketerbatasan tenaga yang di miliki. Masalah kesehatan yang dialami orang pada usia lanjut ini pada umumnya lebih sulit dan kompleks.Rata-rata hampir disetiap rumah sakit tercatat 15% dihuni oleh pasien usia lanjut dengan berbagai jenispenyakit yang diderita. Namun sayangnya, tidak semua rumah sakit umum maupun swasta yang terdapat diKota Semarang khususnya mempunyai pelayanan kesehatan yang benar-benar memperhatikan faktor psikispara usia lanjut tersebut. Seharusnya sistem pelayanan kesehatan yang dimiliki pada setiap rumah sakit yangada memperhatikan kebutuhan psikis para usia lanjut agar, proses penyembuhan dan perawatan kesehatanpada usia lanjut ini dapat dilakukan dengan baik. Tidak hanya sekedar dalam segi kenyamanan pasien, namunjuga semua hal yang berhubungan dengan para lansia itu sendiri. Di Kota Semarang itu sendiri baru terlihatsatu Rumah Sakit yang menyediakan Instalasi Perawatan khusus untuk Para Usia Lanjut, namun sayangnyabelum bisa mencapai standart yang seharusnya dimiliki, baik dari segi standart bangunan dan juga pemenuhanjumlah pasien yang dirawat. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan untuk jangka waktu 10 tahunmendatang, dimana diharapkan dapat menampung jumlah pasien lansia yang ingin berobat dan melakukanpenyembuhan. Untuk merencanakan pengembangan terhadap instalasi perawatan tersebut dilakukan kajian teoritentang pengertian, pelaku dan aktifitas, kebutuhan ruang. Selain itu juga dilakukan studi kasus langsung keInstalasi Perawatan Paviliun Khusus Lanjut Usia Prof.R.Boedhi Darmojo itu sendiri untuk mencari tahukebutuhan jumlah pasien yang dirawat, ruangan yang diperlukan serta pendekatan lokasi tapak untukdilakukan pengembangan. Desain yang ditekankan pada Perencanaan Pengembangan Instalasi Perawatan Paviliun Khusus LanjutUsia Prof.R.Boedhi Darmojo ini yaitu penekanan desain Arsitektur modern, dimana kita dapat menampilkanbentukan masa bangunan yang bebas dan terlihat tidak monoton namun tidak mengganggu fungsi ruang yangterdapat didalamnya dan juga bentukan yang ditampilkan tetap tidak menghilangkan status fungsi bangunansebagai sebuah Instalasi Perawatan.
Board Game sebagai Media Menurunkan Stres pada Remaja Akhir (18-22 Tahun) Wardhani, Ayu Kusuma; Pujiyanto, Pujiyanto; Pahlevi, Andreas Syah
Journal of Language Literature and Arts Vol. 4 No. 7 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um064v4i72024p651-659

Abstract

Board Game is a game that is played in groups, in one game there are at least 2 to 3 people therefore board games are very closely related to social interaction. Interacting with other people is one way to reduce stress, as is the purpose of the Story on Party board game which is to reduce stress in late teens who are in transition. In this design the author uses the Bruce Archer method. The stages start from programming, data collection, analysis, synthesis, development, and communication. The result of this design is a set of Story on Party board games consisting of boards, cards, supply coins, heart coins, pawns, dice, coupons, playing guide books, and board game packaging. In addition, there are also supporting media in the form of posting promotional content on the official Instagram account of the Story on Party board game which aims to introduce this board game using the microblog method. Board game merupakan permainan yang dimainkan secara berkelompok, biasanya melibatkan minimal 2 hingga 3 orang, sehingga sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial. Berinteraksi dengan orang lain adalah salah satu cara efektif untuk mengurangi stres. Hal ini sejalan dengan tujuan dibuatnya board game "Story on Party," yang dirancang untuk menurunkan tingkat stres pada remaja akhir yang sedang berada dalam masa transisi dari remaja ke dewasa. Dalam perancangan board game ini, penulis menggunakan metode Bruce Archer, yang melibatkan beberapa tahapan: programming, pengumpulan data, analisis, sintesis, pengembangan, hingga komunikasi. Hasil dari perancangan ini berupa satu set board game "Story on Party" yang terdiri dari papan permainan, kartu, koin suplai, koin hati, bidak, dadu, kupon, buku panduan bermain, dan kemasan board game. Untuk memperkenalkan board game ini, terdapat media pendukung berupa postingan konten promosi di akun Instagram resmi "Story on Party," yang menggunakan format microblog. Penulis memastikan bahwa setiap elemen dari board game ini dirancang untuk mendukung tujuan utamanya, yaitu mengurangi stres. Penggunaan warna-warna lembut dan ilustrasi kartun diharapkan memberikan efek menenangkan, sementara mekanisme permainan meningkatkan interaksi sosial dan menciptakan momen menyenangkan yang membantu pemain merasa lebih rileks dan bahagia. "Story on Party" diharapkan memberikan dampak positif bagi para pemainnya, memperkuat ikatan sosial, dan mengurangi stres, sehingga menjadi alat yang bermanfaat dalam mendukung kesejahteraan mental remaja akhir.
EDUKASI GIZI DAN PEMBENTUKAN PEER COUNSELOR IBU BALITA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN CAKUPAN D/S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2024 Mahra, Arifa Sofia; Sumardiyono, Sumardiyono; Lestari, Dian; Nugroho, Christantya Vita Rena; Wardhani, Ayu Kusuma; Fajarwati, Nur
Jurnal Abdi Insani Vol 11 No 3 (2024): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v11i3.1706

Abstract

Masalah gizi triple burden malnutrition di Indonesia yang banyak menyerang balita adalah gizi kurang/wasting. Balita dikatakan wasting jika indeks BB/PB atau BB/TB memiliki nilai z-skor -3 SD sd < -2 SD). Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian wasting balita adalah pola asuh keluarga yang belum tepat, yakni kurangnya pemantauan ibu terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan gizi yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Cepogo, serta melakukan perencanaan program gizi. Program yang dibentuk adalah “IBU MATAHARI”. Program intervensi tersebut terdiri atas 2 kegiatan, yaitu pemberian edukasi gizi melalui kelas ibu balita dan simulasi edukasi gizi oleh ibu balita sebagai role model dan peer counselor. Hasil dari pre-test menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% ibu balita sudah memiliki pengetahuan yang baik dan 97,1% ibu balita sudah memiliki sikap yang baik tentang pentingnya pemantauan tumbuh-kembang balita di Posyandu dan semuanya meningkat menjadi 100% setelah pemberian edukasi gizi (post-test). Hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan dan sikap pada sebelum dan setelah dilaksanakannya edukasi gizi (p<0,05). Setelah dilakukan edukasi gizi, terjadi peningkatan pengetahuan pada 17 orang (48,57%) dan sebanyak 18 orang (51,43%) pengetahuannya tetap. Selain itu, terjadi juga peningkatan terkait sikap pada 18 orang (51,43%) dan sebanyak 17 orang (48,57%) sikapnya tetap. Permasalahan rendahnya cakupan D/S dapat diatasi dengan pemberian edukasi gizi karena terbukti dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita terkait pentingnya Posyandu. Hal ini menjadi dasar dilakukannya simulasi edukasi gizi oleh ibu balita yang rajin ke Posyandu sebagai role model dan peer counselor.