Laloan, Rivaldo Joshua
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Hermeneutik Kritik Sosio-Retoris Markus 10:35-45 dan Implikasinya Bagi Mahasiswa Fakultas Teologi UKIT Laloan, Rivaldo Joshua; Sendow, Mieke Nova
Educatio Christi Vol 5 No 1 (2024): Januari 2024
Publisher : UPT Penelitian Fakultas Teologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70796/educatio-christi.v5i1.126

Abstract

The Bible is clearly mentioned in biblical book that “For even the Son of Man did not come to be served, but to serve, and to give His life a ransom for many”. Mark 10:45 NKJV. Through hermeneutics Socio-Rhetorical criticism, it is becoming the reflection to every believers that this is the good example depicted by Jesus of how a servant shows their identity. The call of being a servant is to always be prepared to serve sincerely and wholeheartedly and willing to sacrifice even if it is necessary to be anguished. What is the essence of being a “Doulos” (slave) if the orientations assessment is only to be served and not to serve. In spite of being a slave is having a great responsibility in it, but every believers needs to be prepared to every process and strive to the very end.
Merekonstruksi Kepemimpinan Pelayan Gereja Melalui Kajian Hermeneutik Markus 10:35-45 Laloan, Rivaldo Joshua; Sendow, Mieke Nova
Paramathetes : Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol. 4 No. 1 (2025): Vol 4 No 1 : November 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sola Gratia Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.64005/jtpk.v4i1.230

Abstract

Kepemimpinan pelayan menjadi salah satu isu penting dalam kehidupan bergereja, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Artikel ini mengkaji Markus 10:35–45 guna menelusuri ajaran Yesus tentang kepemimpinan yang tidak berorientasi pada kekuasaan, tetapi pada kerendahan hati, pengorbanan, dan pelayanan yang tulus. Perikop ini menampilkan kontras antara ambisi para murid yang menginginkan posisi kehormatan dan tanggapan Yesus yang justru menekankan bahwa yang terbesar adalah yang bersedia menjadi pelayan. Melalui narasi ini, Yesus tidak hanya membentuk kembali pemahaman para murid-Nya, tetapi juga menantang gereja masa kini untuk meninggalkan paradigma kepemimpinan yang otoriter dan menggantinya dengan pola kepemimpinan yang melayani. Artikel ini memberikan kontribusi teologis dan praktis dalam membangun gaya kepemimpinan gerejawi yang kontekstual dan relevan, serta mendorong pemimpin-pemimpin gereja untuk mengikuti teladan Kristus dalam melakukan pelayanan yang ditujukan kepada banyak orang untuk melayani dan bukan untuk dilayani.