Perawat yang bekerja di instalasi bedah sentral kerap mengalami beban kerja yang tinggi termasuk fisik dan emosional serta paparan radiasi berbahaya yang dapat menyebabkan stress kerja dan kejenuhan. Neuro-Linguistic Programming (NLP) adalah pendekatan yang berfokus pada mengubah pola pikir dan perilaku untuk meningkatkan kemampuan coping stress dengan memodifikasi respons individu ketika stress. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Neuro-Linguistic Programming (NLP) terhadap resiliensi dan stres perawat instalasi bedah sentral di Rumah Sakit Umum Diponegoro Dua Satu Klaten. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian tindakan partisipan (action research). Penelitian ini melibatkan kolaborasi antara peneliti, instruktur NLP, dan 32 perawat yang dilaksanakan dalam dua siklus, dengan setiap siklus mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 6 perawat melalui kuesioner, wawancara, dan observasi, kemudian dianalisis untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan NLP. Hasil penelitian ini bahwa NLP dapat meningkatkan resiliensi perawat dengan mengembangkan strategi coping yang efektif, keterampilan komunikasi, dan manajemen stress. Teknik reframing dan visualisasi positif membantu perawat melihat tantangan sebagai peluang, sementara teknik pacing dan leading meningkatkan hubungan dengan rekan kerja dan pasien. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan NLP dapat meningkatkan kepuasan kerja dan kualitas pelayanan sekaligus menurunkan tingkat turn-over perawat. Dengan demikian, pelatihan NLP diharapkan menjadi investasi strategis untuk kesejahteraan mental perawat dan meningkatkan efisiensi layanan kesehatan di lingkungan yang penuh tekanan seperti Instalasi Bedah Pusat